Sampah, masalah yang tak pernah usai |
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021 mencatat volume sampah di Indonesia yang terdiri dari 154 Kabupaten/kota se-Indonesia mencapai 18,2 juta ton/tahun. Sampah yang terkelola dengan baik hanya sebanyak 13,2 juta ton/tahun atau 72,95%. (Sumber: https//bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/06/02/ikn-tantangan-kelola-sampah-standar-minimal-harus-berjalan/)
Baca juga: Tanda lingkungan sehat
Kenapa ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena masih terbatasnya daya tampung tempat pembuangan sampah baik Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) maupun Tempat Penampungan Sementara (TPS), hingga minimnya standar dalam pengelolaan sampah yang sudah diterapkan.
Hal ini membuat kita berfikir keras bagaimana mengelola sampah agar timbunan sampah yang tentunya menyebabkan pencemaran tanah dan udara ini berkurang.
Amilia Agustin, Remaja kreatif pengolah sampah
Mulai peduli terhadap lingkungan sejak SMP |
Karena ia yang kurang memahami bagaimana mengelola sampah, Ami dan kawan-kawannya kemudian berkonsultadi dengan guru ekstrakurikuler sains club mereka yang bernama ibu Nia. Yang kemudian dikenalkan dengan Yayasan Pengembangan Bisains dan Bioteknologi (YPBB).
"Akhirnya kita belajar waktu itu bikin kompos dan memilah-milah sampah. Kita mulailah compaign di sekolah bagaimana membuat tempat sampah yang terpilah" Ujar Amilia
Hingga pada tahun 2009 silam, Ami dan kawan-kawannya membuat program Go To Zero Waste School. Program ini dibagi dalam empat bidang pengelolaan sampah. Yaitu pengelolaan sampah anorganik, pengelolaan sampah organik, pengelolaan sampah tetrapak, dan pengelolaan sampah kertas.
kerap mengisi acara terkait pengelolaan sampah |
Lalu kemudian, Ami menuangkan program "Go To Zero Waste School" menjadi sebuah proposal Karya Ilmiah Remaja dalam program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia. Dan Waw! Proposal dengan biaya operasional sebesar 2,5 juta ini pun disetujui bahkan berkembang dan menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lain di Bandung.
Kini, Amilia Agustin kerap diundang untuk mengisi acara tentang semangatnya membuat perubahan lingkungan dengan mengurangi limbah sampah.
Tidak mudah bagi Ami dan teman-temannya dalam menjalankan program ini. Apalagi sebelumnya mereka tidak tau bagaimana cara pengelolaan sampah. Ejekan sudah biasa mereka terima hingga nyaris menyerah. Namun dengan semangat dan niat tulusnya membuat perubahan terhadap lingkungan, program ini terus berlanjut.
Penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra
Hingga pada tahun 2010, ia menerima penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra karena kepeduliannya terhadap masalah sampah di sekolahnya. Yang pada waktu itu ia masih duduk di kelas 3 SMP Negeri Bandung.
Pemberdayaan Ibu-ibu dalam mengolah sampah |
Ibu-ibu tersebut diajarkan cara mendaur ulang sampah, bekerja sama membuat produk dari sampah, membuat desain produk yang menarik bagi para pembeli, dan menjajakannya di pameran serta online store sehingga dari penghasilan ini ibu-ibu tersebut bisa menabung buat biaya sekolah anaknya.
Baca juga: Selimut polusi
Berlanjut pada tahun 2014, Ami diterima di Universitas Udayana, Bali. Di kampusnya ia membentuk komunitas peduli lingkungan bernama "Udayana green Community".
Komunitas ini berkegiatan mengajar di banjar serta sejumlah SD dan SMP di Kota Denpasar. Mereka juga melatih warga di desa-desa untuk melakukan pengelolaan sampah terpadu, mengamalkan nilai Tri Hita Karana, menghormati Tuhan, manusia, dan alam.
Hingga pada saat ia terjun di dunia kerja, Ami berada di Divisi Corporate Social Responsibility (CSR) dan tetap mengkampanyekan masalah lingkungan hingga sekarang.
Harapan kita semua, semoga makin banyak orang yang seperti Mbak Ami, ya. Yang peduli serta giat mengkampanyekan kebersihan terhadap lingkungan.
Saya selalu kasih apresiasi luar biasa deh sama pihak-pihak yang selalu berinovasi mengelola sampah.
BalasHapusSesuatu yang sering banget diabaikan banyak orang yang akhirnya merusak lingkungan.
hihihi saya kenal Ami sejak masih SMP
BalasHapus\Lebih tepatnya ada 2 Ami yang aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah
yang satu lagi (dulu) masih SMA
keduanya hingga kini masih aktif mengelola sampah
Bikin bangga ya?
Masyaallah keren banget anak muda zaman sekarang. Peduli dengan lingkungan, mau berdedikasi untuk lingkungan sekitar, mau membagi ide2 kreatif dan sebagainya.
BalasHapusSekolah Omar juga begitu mbak, sampah2 dimanfaatkan, dijadikan mainan atau alat2 yg berguna dan bisa mereka jual lagi. Di sini melatih kepedulian, kreatifitas, dan kewirausahaan.
Mba Ami sungguh luarrr biasa.
BalasHapusSemoga kiprah dan kontribusinya selalu menginspirasi banyak orang ya.
Keren bgt
keren sih program ini, sejak dini kita sudah ajarkan anak kecil buat peduli dengan sampah ya.. semoga terus berlanjut.
BalasHapusSemakin banyak yang peduli dengan sampah, maka kita bisa meminimalisir sampah, karena kan dampaknya juga balik lagi pada kehidupan kita
BalasHapusAmilia keren ya, bisa jadi BA tuk program pelestarian lingkungan hidup. Sosoknya sangat inspiratif, mudah-mudahan saya bisa mencontoh sosok beliau tuk saya terapkan dalam kehidupan sehari2. Makasih ya, artikelnya bagus, juga yang penuh edukasi dan wawasan soal lingkungan.
BalasHapusWah, keren banget ya mbak Ami ini
BalasHapusSejak kecil sudah sangat kreatif dan peduli dengan lingkungan
Bisa jadi contoh yang baik bagi anak anak sekarang
Salut sama Amilia Agustin, masih muda tapi punya kepedulian sosial dan lingkungan tinggi. Bahkan hadiah dari penghargaan yang diterima pun tidak dihabiskan buat diri sendiri, melainkan berbagi untuk sekolah dan masyarakat lingkungan sekitar sekolah
BalasHapusKeren sekali. Dia bahkan peduli sama urusan sampah sejak usianya muda sekali. Karena urusan sampah kalau dikelola dengan baik memang mendatangkan banyak sekali keuntungan.
BalasHapusSuka iri deh sama para penggiat lingkungan yang mampu mengubah sampah jadi pundi-pundi penghasilan. Ide kreatifitas seperti Amilia ini memang pantas di apresiasi sekelas Astra
BalasHapusKeren banget anak zaman sekarang bisa lebih bijak pilah sampah ya. Sampah jadi bisa dibikin kompos dan barang2 lain yang lebih berguna juga
BalasHapusWah keren banget Amilia. Gak cuma berhasil mengurangi sampah & mendaur ulang tapi juga memberdayakan ibu-ibu hingga mempunyai penghasilan sendiri
BalasHapusWah asik banget kegiatannya, selain bermanfaat untuk menjaga lingkungan, juga bisa mengajak banyak orang untuk terlibat. Saya di Jember juga mulai, Bank Sampah, setiap pekan setelah senam pagi ibu-ibu setor sampah
BalasHapusKeren banget dari pengelolaan sampah bisa jadi tas dan kompos, pantat bisa mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards dari Astra apalagi masih usia sekolah kelas 3 SMP, patut jadi contoh generasi muda sekarang nih 👍
BalasHapuskeren banget ya mengubah sampah ini jadi emmbantu juga penghijauan di Indonesia ya. Perngelolan sampah ini basic komunitas emang mantap ya
BalasHapusWah keren, Mba Ami menginisiasi komunitas di level kampus. Udayana Green Community eksis di kampus nomor satu di Bali, ditambah lagi dengan implementasi Tri Hita Karananya. Selamat atas prestasinya meraih SATU Indonesia Awards dari Astra.
BalasHapusWuihh Kak Ami masih SMP sudah punya daya juang terhadap lingkungan se keren itu?
BalasHapusMantap banget, dapat penghargaan dari Astra pula atas didikasinya.
Selamat ya Kak Ami, moga selalu konsisten dan terus menginspirasi generasi muda saat ini.
Keren banget yaa Ami ini. Semoga semakin banyak sosok-sosok Ami lainnya yaa sehingga permasalahan sampah ini bisa perlahan-lahan bisa tertangani dengan baik
BalasHapus