Aku fikir semua berjalan dengan lancar. Ternyata..???
Iya, aku fikir semua bakal berjalan lancar sesuai rencana. Ternyata tidak semudah itu. Kita hanya bisa berencana. Tuhan jualah yang menentukan
Ke Bengkulu nikahan Sepupu
Aku ingat dengan jelas. Kamis 16 September adalah hari yang sangat aku tunggu-tunggu. Karena hari itu adalah hari dimana kita bakal ke Bengkulu untuk menghadiri pernikahan adek sepupu. Tentu saja aku bahagia. Sebagai ibu rumah tangga yang notabenenya cuma di rumah aja, ke Bengkulu adalah moment yang sangat dinanti karena bisa merefresh fikiran dengan jalan-jalan, makan-makan, dan tentu saja belanja. Kami pun sudah mempersiapkan dana jauh-jauh hari. Berangkatnya juga barengan bersama kakak sebelah rumah. Jadi kami dua bermotor beriringan. Namun ternyata aku salah. Disini semua berawal.
Suami yang awalnya memang sudah mengeluh kalau *maaf buntutnya sakit, berusaha bersikap biasa aja dan menahan rasa sakitnya. Mungkin baginya ini hal yang biasa. Nanti juga bakal sembuh sendiri, alih-alih bakalan sembuh, ternyata sakitnya bertambah jadi. Saking sakitnya, ia tak bisa tidur. BAB nya juga berdarah. Ambeiennya kambuh. Kami bahkan nyaris tak bisa pulang. Tapi suami memaksakan diri. Karena kalau tidak pulang bermotor, nanti motornya siapa yang bakal bawa balik ke Kaur sementara motornya mau dipake buat kerja?
Dengan susah payah, akhirnya kami sampai juga ke rumah. Capek banget tapi Alhamdulillah sampai dengan selamat. Berangkat lebih kurang setengah 10, sampai jam setengah 6 sore. Seringkali berhenti di jalan.
Memutuskan untuk operasi
Minggu sampai rumah, karena sakit yang tak tertahan lagi, kami memutuskan untuk melakukan operasi. Ini berdasarkan pertimbangan bersama keluarga. Sempat aku berfikir sakit ambeien ini adalah turunan. Karena dari Bak (bapak mertua), dan ketiga sepupu Bak juga pernah di operasi karena ambeien. Tapi ternyata bukan faktor keturunan. Penyebabnya bisa saja karena kerja berat atau pola makan tidak sehat. Untuk info validnya tentang ambeien bisa cari tau sendiri di luar ya. Semua paman ini menganjurkan operasi karena mereka bilang setelah operasi, kita bakal sehat lagi seperti sedia kala.
Senin kami ke puskesmas mengatakan keluhan dan kami minta rujukan untuk operasi. Namun dikasih obat dulu, siapa tau sakitnya reda dan kembali sehat berkat obat. Diminta nunggu reaksi obat selama 3 hari. Kami manut. Tak tahan menunggu 3 hari, Selasa, kami sudah ke Puskesmas lagi dan sempat mengurus surat rujukan. Karena agak ribet, sementara kita sudah packing dan travel udah di pesan, kami meninggalkan urusan tentang surat rujukan. Suami benar-benar udah nggak tahan lagi dengan sakitnya. Bahkan duduk pun terganggu.
Kita berangkat. Nyampai Bengkulu pukul 14.30 WIB, langsung istirahat sebentar ke rumah paman. Mulai reiweh lagi karena paman bilang harus pake surat rujukan. Kalau tidak, kita bakal masuk ke poli umum. Dan umum ini bayarannya lumayan. Akhirnya kembali sibuk menghubungi teman minta tolong ngurus surat rujukan agar di kirim ke Bengkulu. Tak sempat lagi menunggu rujukan, akhirnya kita OTW ke rumah sakit. Karena menurut beberapa keterangan teman yang bekerja di rumah sakit, kalau emergency, tidak perlu lagi surat rujukan. Langsung ke IGD untuk ditangani. Bismillah kita berangkat. Pilihan kita ke RS. Bhayangkara. Alhamdulillah bisa pakai KIS. Nggak perlu surat rujukan lagi.
Hb rendah, belum bisa dioperasi
Ruangan kami |
Transfusi 4 kantong di Bengkulu, Kaur 2 kantong |
Saat tau nggak mesti make rujukan, aku lega. Semua aman. Suami sudah di infus. Obat penahan sakit tentu udah dikasih melalui infus. Suami menjadi lebih tenang pula sekarang. Nggak begitu sakit seperti sebelumnya. Tapi lagi-lagi semua tidak semudah itu. Tangisku pecah saat perawat mengatakan HB suami cuma 4 dan butuh darah sebanyak 6 kantong baru bisa di operasi. Syok! Sedih mendengarnya. Bahkan saat menulis ini pun rasa sedih itu kembali menyusup. Air mata ku kembali tumpah.
Tanpa berfikir panjang lagi, aku dan adik ipar langsung mencari bantuan donor darah. Memposting bahwa minta bantuan donor darah di sosmed (WA dan FB). Alhamdulillah banyak yang bantu share. 6 kantong itu segera terpenuhi bahkan berlebih. Semuanya ada 7 kantong tapi 1 kantong tidak bisa dipakai karena terdeteksi hepatitis B.
Nginap sehari 2 malam untuk proses transfusi dan menstabilkan darah. Masuk 4 kantong dan HB darah sudah 9,6. Lega! Artinya darah sudah stabil dan sudah bisa dilakukan tindak operasi. Karena tak perlu masuk ke-6 kantongnya. Mungkin ini berkat dibantu dengan beragam makanan penambah darah seperti kurma hingga sari kurma, madu, jus beet, hingga telur ayam kampung setengah matang. Sore Selasa masuk, Kamis siang di operasi.
Operasi berjalan lancar
Herbal penambah darah |
Usai operasi |
Deg-deg an aku menunggu suami operasi di luar ruangan. Rasa khawatir terjadi apa-apa saat operasi itu ada. Tapi Alhamdulillah tidak terjadi apa.
Aku hampir dibuat kewalahan olehnya karena harus mengurus suami dan mengurus anak yang masih bayi. Tapi akhirnya semua terbayar sudah. Operasi berjalan dengan lancar. Jum'at siang kami sudah dibolehkan pulang. Aku merasa lega untuk yang kesekian kalinya. Aku berkemas untuk pulang dengan begitu semangat. Karena hari Selasa harus kontrol lagi, kami memutuskan nginap dulu di rumah sepupu. Tidak langsung balik ke Kaur. Rabu baru kami pulang lagi.
Lagi, aku fikir semua akan berjalan lancar. Tinggal menunggu pemulihan suami. Dan setelah operasi tersebut, suami tak bisa lepas dari makan kates dan tentu obat pencair feses dan obat lainnya dari dokter. Makannya masih nasi bubur, dan sayurnya masih sayuran bening. Tanpa bawang, minyak, santan, apalagi cabe. Harus banyak makan sayur meski ia tak begitu suka sayur. Ya! Dia harus 'menderita' dulu dengan pola makan yang seperti ini untuk pemulihan yang lancar.
Pendarahan hebat di bekas operasi
Dirawat lagi di RS Kaur |
Baru nginap dua malam di rumah Kaur, pada hari Jum'at pagi, kejadian berdarah itu terjadi. Awalnya aku fikir, Jum'at ku berjalan dengan lancar. Aku bangun lebih awal, memasak beberapa menu untuk suami dan menu keluarga, lalu beberes. Tinggal mandikan anak yang tertunda karena suami lama di WC. Aku sudah pesan kalau susah BAB nggak usah dipaksakan. Biarkan aja dulu. Lama aku menunggu ngantri buat mandikan Rendra, akhirnya aku makan dulu. Setelah suami keluar, aku memintanya buat makan. Tapi dia terbaring lemas. "Berdarah" katanya. Aku diamkan. Lalu akhirnya kami kembali ke WC berusaha untuk menghentikan darah. Tapi darahnya tak mau berhenti. Mengucur terus. Mengalir kayak air.. ðŸ˜ðŸ˜
Aku mengunyah beberapa lembar daun sirih hingga lidahku terbakar, lalu menempelnya ke anus. Tapi tak mempan. Darah terus mengalir. Pake getah batang jarak, juga tak mempan. Kami keluar WC. Lalu menghancurkan daun jarak dan ditempelkan ke anusnya. Juga terus mengalir. Aku searching ke google bagaimana mengatasi pendarahan, dan aku minta suami mengangkat kakinya berharap darah berhenti, tak juga mempan. Aku menelpon bidan langganan kami dan beliau langsung menyuruh kami bawa ke puskesmas/rumah sakit. Dan kami langsung membawa ke rumah sakit langsung karena pendarahannya sudah hebat. Di RS juga kami ditegur karena tindakan memakai dedaunan ini juga tidak tepat karena dapat menyebabkan infeksi. (Dedaunan ini cara tradisional di desa. Mungkin untuk pendarahan skala kecil masih bisa diandalkan, tapi untuk kasus kami udah nggak bisa lagi).
Rawat inap lagi di RSUD Kaur
Pembesuk waktu di rumah sakit |
Aku berangkat dengan tergesa-gesa dan air mata berlinang. Anakku harus kutinggalkan dalam keadaan belum mandi, belum makan. Bersyukur ayuk ipar yang mengurus semuanya dan Rendra nggak rewel. Terbersit dalam fikiran, "Ya Allah.. Baru aja keluar dari rumah sakit, sekarang sudah masuk rumah sakit lagi."
Tapi Tuhan berencana, aku pasrah saja mengikuti alurnya. Semua pasti akan kembali baik-baik saja. Ku lihat wajah ibu mertua sudah pucat. Sejak dari pendarahan di rumah tadi ia terus menggigil cemas. Suami terbaring di mobil belakang ditemani bak dan mak mertua, serta salah satu paman. Aku yang duduk di mobil bagian depan terus bersholawat berharap keadaan suami membaik.
Nyampai ke IGD, langsung di infus. Aku bergegas mengurus pendaftaran dan mengambil obat ke apotik. Oya, aku lupa memberi tahu kalau pendarahannya ini akibat feses keras dan dipaksa keluar. Akhirnya terjadi luka dan pendarahan.
Aku kembali di panggil untuk menyiapkan satu kantong darah. Tangisku kembali menyeruak. Baru sudah masuk 4 kantong darah. Sekarang mesti masuk darah lagiðŸ˜, tapi Dokter tau yang terbaik buat pasiennya. Sebagaimana Allah tau yang terbaik buat hambaNya. Darah sudah disiapkan dan pada akhirnya masuk 2 kantong selama di RSUD Kaur. Kami kembali menginap di RS selama 3 malam. Senin kami sudah dibolehkan pulang. Alhamdulillah.
Do'ain yaa.. Biar pemulihannya lancar
Sekarang pun saat menulis ini, suami masih dalam masa pemulihan. Sudah sebulan setengah setelah di operasi. Ia baru belajar makan nasi yang masih lembut (nggak lagi diblender/dibuburkan), ia baru bertahap coba lagi makan santan, namun belum untuk cabe. Mungkin minggu depan akan belajar untuk makan cabe. Do'ain ya, semoga tidak terjadi masalah lagi dan semuanya berjalan dengan lancar. Ia bisa kembali bekerja dan menyelesaikan semua urusan lainnya dan aku bisa kembali fokus ke anak, ke rumah, dan ke blog ku dan media sosial ku lainnya.
Aku sangat berharap tidak ada kejadian serupa lagi. Aku bersyukur telah berhasil melewati semua ujian ini. Semoga Allah menghapus dosa-dosa suami selama ia merasakan sakit dan mengangkat drajat kami yang diuji.
Aku yakin kekuatan fikiran. Kata pepatah, "You are what you think". Kamu adalah apa yang kamu fikirkan. Jadi, kalau kita berfikir semua baik-baik saja, insyallah semuanya akan baik-baik saja. Jika pun nanti tidak baik, maka itu sudah Qodarullah. Tugas kita adalah berikhtiar dan mengendalikan fikiran agar tetap sehat dan optimis.
Kenapa Suami bisa punya riwayat ambeien?
Berdasar cerita suami, ia sudah menderita ambeien sejak lama. Mungkin udah 10 tahunan. Terjadi setelah ia melakukan operasi di perut waktu ia SMP dulu akibat kecelakaan ditabrak mobil. Sudah coba obat tradisional di desa, nggak sembuh akhirnya ia nggak ngobati lagi. Ambeiennya bakalan kambuh kalau ia banyak makan cabe terutama cabe rawit. Penderita ambeien harusnya banyak makan sayuran dan buah serta minum air putih biar fesesnya tidak keras. Juga ia tak boleh jongkok lama. Selama ini, saat daging ambeien itu keluar, ia bisa dimasukkan lagi ke dalam. Tapi seminggu sebelum operasi, ia udah nggak bisa lagi dimasukkan.
Dan kenapa HB nya tinggal 4 waktu kami periksa?
Itu karena selama 2 mingguan ia sudah mengalami BAB berdarah tapi dibiarkan aja. Ditambah lagi kurang tidur dan kurang makan. Lengkaplah sudah alasannya.
Baca juga: untukmu yang akan kujumpai
Jaga kesehatan, ya!
Sehat-sehat ya kalian, semuanya yang membaca tulisan ini. Ingat sekali nasehat bijak ini.
"Jadikan makanan sebagai obat, jangan sampai obat jadi makanan".
Makanlah makanan yang sehat, banyak makan sayur, buah dan minum air putih. Meski pola makan dan gaya hidup kita sehat tidak menjamin kita untuk tidak sakit, setidaknya kita sudah berikhtiar untuk itu.
Jangan sampai saat sehat kita terlena, saat sakit baru menyesal. Ini juga reminder buat diriku sendiri.
Mari cintai diri, cintai tubuhmu, jaga kesehatanmu. Sehatmu bukan hanya untuk dirimu aja. Tapi juga untuk keluarga dan orang-orang yang menyayangimu😊🤗
Foto Dokumentasi:
Moment waktu ambil obat di apotik jam 10 malam |
Menu makanan suami |
Keluarga yang selalu setia menemani |
Anakku yang terpaksa menginap di RS |
Menyentuh perasaan, semoga suaminya lekas sembuh ya kak🤗💪
BalasHapusAamiinn.. Makasih ya kak
HapusSemoga suaminya sehat terus, Mbak. Aaamin.
BalasHapusMembaca tulisan Mbak Nengsi, membuat saya semakin bersyukur, dan lebih menjaga kesehatan, karena sehat itu mahal.
Makanan harus benaar-benar dijaga ya kalau yang sudah punya riwayat ambeian, dan jangan membiarkan, dan nggak boleh putus harapan untuk berobat.
BalasHapusPembelajara nini kisah suaminya mba Nengsih. Semoga lekas sembuh ya mba.
Beruntung berada di tengah keularga besar yang saling support.
Deg-degan bacanya..syukur alhamdulillah suaminya sembuh ya Mbak. Ambeien bisa separah itu rupanya. Anak-anakku harus rutin makan sayur dan buah, juga minum air putih nih supaya fesesnya gak keras.
BalasHapusJadi pengingat diri juga agar jaga kesehatan memang penting, terutama asupan makanan ya. Semangat sehat..sehat untuk Mbak Nengsi sekeluarga. Semoga pemulihan tanpa hambatan, dan tetap sabar.
BalasHapussemoga lekas sehat segar dan pulih kembali buat suami yaa mbaa.. semoga terus sabar juga. merawat orang sakit memang tidak mudah yaa oleh karena itu sebisa mungkin kita terus jaga kesehatan diri
BalasHapusSemoga cepat pulih seperti sediakala ya, mbak saminya dan juga debaynya. Kesehatan memang mahal harganya dan ketika sudah ada tanda-tand aketidaknormalan, kita tidak boleh abai ya, agar tidak semakin parah.
BalasHapusAmbeien ini emang gak bisa dipandang sebelah juga karena kalau sudah parah ya bisa berujung di meja operasi sih ya :(
BalasHapussemoga Suaminya segera pulih kembali dan mau berdamai dengan pola makannya yang baru :D
Mbak, aku baca ini sambil merinding. Ya Allah, bayangin kalau aku yang di posisi itu, mungkin nggak bakal sekuat mbak. Bahkan masih sambil momong bayi. Masya Allah, pasti ini jadi jalan memperkuat hubungan mbak dengan suami ya. Semoga setelah ini sehat2 terus suami dan seluruh keluarga mbak.
BalasHapusTulisan mbak ini juga jadi pengingat buat aku yang ada bakat ambeien. Jangan sampai separah ini, harus banyak makan sayur ...
Kak Nengsi.. Ikut teriris hatiku membaca ceritamu. Duh. Betapa dagdigdug tidak karuan menghadapi situasi genting yang dialami suami. Kalau aku mungkin sudah kebingungan panik, huhu.
BalasHapusMudah-mudahan suami Kak Nengsi lekas sembuh, kembali sehat & fit, segera bisa beraktivitas dengan lancar, dan bahagia selalu. Aamin.
ya allah kebayang banget mbak repotnya.. masyallah semoga jadi ladang pahala ya mbak..
BalasHapusStay strong ya, Mbak. Di masa seperti ini ketika sakit terasa sangat menakutkan. Apalagi sampai harus operasi dan pendarahan seperti ini, subhanallah. Semoga Allah mengganti dengan segala kemudahan dan kebaikan untuk seluruh keluarga. Jaga kesehatan ya, Mbak.
BalasHapusSyafahullah untuk suami, kak..
BalasHapussemoga pasca operasi, sakitnya gak akan kambuh-kambuh lagi dan bisa lekas beraktivitas dengan tangkas kembali.
semoga suaminya lekas sembuh ya, mbak dan nggak ada keluhan ambeien lagi. teman di kantorku juga dulu sempat kena ambeien ini sampai hbnya turun jadi 3 kalau nggak salah
BalasHapusMasyaAllah mba. Saya terharu bacanya. Perjuangan seorang istri yang luar biasa.
BalasHapusSemoga suaminya lekas pulih ya mba. Sehat selalu