Sabtu, 11 Jumadil Awal 1442 H / 26 Desember 2020
Dulu saat usia belum mengharuskan ku untuk berfikir keras, aku sibuk mempertanyai takdir. Kenapa bisa begini? kenapa bisa begitu? Ingin rasanya ku mengubah takdir dengan tanganku yang mungkin hanya mampu menjangkau sedikit di atas kepalaku sendiri. Namun aku tak mampu. Ekspektasi ku terlalu tinggi untuk mampu mengubahnya. Menjadi lebih baik seperti yang aku mau.
Hingga tak elak, depresi menyerang ku.
Lalu pulih. Aku memutuskan untuk tidak memikirkan apapun mengenai jalan hidupku. Biarkanlah. Semua sudah tertulis. Tak perlu menyalahkan siapa-siapa. Lebih baik fokus menata masa depan daripada menyesali masa lalu yang tak mampu aku jangkau. Aku memulihkan jiwa dan raga terutama fikiranku sendiri. Depresi itu tak boleh kembali lagi. SELAMANYA.
Aku kembali menyerahkan ke takdir. Pasrah dan ikhlas atas semua yg terjadi meski tangis selalu mengiringi. Tak banyak yang tau karena orang taunya aku gadis yang ceria, ramah, mudah tertawa dan selalu bahagia. Hanya orang-orang terdekat saja yang tau bagaimana susahnya aku berkompromi dengan hidupku sendiri. Bagaimana sesaknya aku menangis di keheningan malam, bagaimana aku berusaha keras menyamarkan mata bengkak setiap selesai nangis. Bagaimana aku harus bisa menghibur dan menyemangati diri sendiri agar tak terpuruk, dan bagaimana aku bisa tertawa bahkan disaat air mataku sedang jatuh berderai sekalipun.
Lalu "Tangan" Tuhan bekerja. ALLAH ku Maha Baik. Satu per satu ia tata hidupku dengan rapi. Ia beri aku tekad dan semangat untuk menggapai cita-citaku menjadi sarjana di tengah keluarga tak mampu, ia pertemukan aku dengan orang-orang baik yang membuat aku bangkit dan ceria menjalani hari, ia pertemukan aku dengan lelaki pilihan terbaiknya yang membuat aku merasa aman dan nyaman, ia atur sedemikian rupa jalannya bagaimana aku bisa berdamai dengan keluargaku sendiri yang Broken Home, hingga sekarang semua terasa menjadi akur dan aku punya banyak keluarga serta saudara.
lalu sekarang? Ia anugerahkan aku buah hati terkasih yang sungguh anugerah terindah bagi seorang wanita. Yang kala menatapnya hatiku kerap terharu.
Aku hanya perlu ikhlas, sabar, dan pasrah menyerahkan hidup ke Tuhan, lalu ia bekerja dan hati kita akan meleleh bagaimana Tuhan sedemikian rapi mengatur jalan hidupmu.
Bersyukurlah kalian yang diberi keluarga utuh, lengkap dari sejak lahir hingga dewasa dengan limpahan kasih sayang orang tua. Tak bisa dinafikkan, orang-orang sepertiku kadang cemburu melihat kalian.
Beruntunglah kalian yang selalu diberi kemudahan dalam mewujudkan keinginan dan cita-cita. Baik moril maupun materiil. Sedang kami harus jungkir balik pontang penting demi meraihnya.
Meski belum akhir dan cerita perjuangan masih panjang, setidaknya untuk saat ini, aku yakin ini HAPPY ENDING yang aku rasakan. Entah nikmat Tuhan mana lagi yang aku dustakan!
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah SABAR dan SHOLAT sebagai penolong mu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang SABAR" (QS. Al-Baqarah:153)
Mbk juga gt dlu Nengsih. Tp Mbk yakin, apa yg sdg kita terima skrg itu adlh anugerah terindah dariNya. Selalu lihat ke bawah agar senantiasa bersyukur. Allah tahu yg terbaik utk hambaNya. 💕😊
BalasHapusBetull mbak
HapusSelamat neng,insya Allah anaknya me jadi generasi rabbani,menjadi shilah orangtua ke SyurgaNYa...
BalasHapusTak mudah menjadi orangtua yang 'baik'. Belajar dan terus belajar.semoga anak kita menjadi apa yang kita harapkan.
Sedikit masukan : alangkah lebih bagus,tulisannya tanpa disingkat.mesti jamannya singkat menyingkat. Tujuan utama menulis dengan EYD yang benar,agar ketika di terjemahkan ke bahasa luar negeri/huruf braile bisa di dibaca dan dimengerti. Wallahu'alam
Hee.. Mksh msukananny mbak. Tulisan aku di blog gx pernah di singkat kok. Itu tdi mau buat status fb. Tpi kepanjangan. Jdi salin dan tulis di blog aja belum sempat di edit.
BalasHapus