"Cinta itu butuh kepastian, bumbunya adalah perjuangan, endingnya adalah pernikahan, dan yang pasti dengan campur tangan Tuhan"Hallo, Assalamualaikum teman-teman, sebenarnya ini tulisan yang udah lewat sebulan lalu aku tulis. Namun belum sempat upload. Dan sekarang mau upload lagi. Hehe..
Oya, Ada yang nungguin nggak sich? Hahaa.. Tulisan ini masih edisi nyambung tulisan yang kemaren ya. Welcome to New Life. Jika kemaren aku menulis tentang kehidupan pasca menikah, malam itu, pukul 20.19, aku flashback ke belakang. Menulis tentang perjalanan cintaku pra nikah.
Jodoh itu emang rahasia ya. Nggak ada satu orang pun yang tau. Siapa dia? Dimana dia? Kadang orang dekat yang kita sangka bakal jadi jodoh, nyatanya orang asing dan jauh. Kadang kita sibuk mencari orang jauh di luar sana buat jadi pasangan kita, ternyata jodoh tak jauh dari diri sendiri. Entah itu teman, sahabat, atau bahkan tetangga. Begitulah. Allah sebaik-baik pengatur.
Yang pasti jodoh itu nggak jauh beda dari diri kita. Jodoh adalah cerminan diri.
Jika kamu penasaran bagaimana jodohmu kelak, maka berkacalah terhadap diri sendiri dulu. Apakah kamu sudah baik? Atau masih buruk? Jika kamu baik, maka jodohmu juga akan baik. Jika kamu buruk, maka besar kemungkinan jodohmu tak jauh dari kamu.
Seperti yang telah terabadikan dalam Al-Qur'an.
Sejauh ini setelah aku bertemu jodoh, aku meyakini satu hal.
"Jodoh itu kalau bukan dia yang sering kita doakan, maka dialah yang sering mendoakan kita".
Jadi kalau kamu tidak pernah mendoakan dia eh tetiba dia jadi pasangan mu, barangkali namamulah yang ia sebut dalam doanya. Dan jujur, ini lah yang saat ini aku alami.
Aku yang awalnya tidak pernah mendoakan dia, ternyata dialah jodohku. Dia bilang, dia sering menyebut namaku dalam doanya. Namun dia juga minta yang terbaik sama Allah. Kalau aku bukan jodohnya, maka berikanlah ia jodoh yang lebih baik daripada aku. Aku fikir, itu doa yang sangat cerdas dan realistis.
Apakah kami saling kenal?
Banyak yang bertanya, "Eh, kalian darimana kenal? Teman sekampus ya?".
Kalau orang yang sekadar kenal, aku jawab, "Iya, teman kampus".
Benar, kami satu kampus. Namun beda angkatan. Saya masuk kuliah 2015, sementara dia tamat kuliah 2015. Dia seniorku.
Aku tidak mengenal dia, dialah yang pertama kali mengenalku, lebih tepatnya melihat aku, tau aku, mendekatiku, menghubungiku, dan meminta kontak ku.
Apakah cinta butuh perjuangan? Tentu! Kalau dia tidak berusaha, mungkin sulit bagi kami untuk bersatu. Benar juga jika ada yang bilang jodoh tak kemana. Namun jika kamu diam saja tanpa usaha, apakah mungkin kamu bakal dapat gadis/pria pujaan mu? Hayoo! Bersikap realistis juga dalam hal ini.
Namun jika kita sudah berusaha namun tak dapat juga, barulah dapat dikata "Kalau jodoh takkan kemana". Yang penting usaha dan do'a dulu gitu lohh...
Awal berjumpa
Kami diperkenalkan oleh sahabatku sekaligus sepupu dia. Mungkin sekitar tahun 2016, sahabatku menyampaikan salam dia untuk aku.
"Siapa?", tanyaku.
"Dang ayuk dek", aku memanggilnya ayuk karena lebih tua dariku.
"Emang dimana dia lihat Nengsi yuk?", sedikit aku pensaran.
"katanya waktu adek ada main di kost ayuk".
Ya hanya sebatas itu. Itu pertama aku sekadar tau dia. Setelah itu yaa lewat begitu saja. Aku cuek bebek. Mungkin sudah banyak yang singgah dihatinya, dan juga ada beberapa pula yang dekat denganku...
Namun sudah lama setelah itu, dia inbox aku. Biasalah, modus-modus lelaki yang mau pdkt. Mau gombalin. Aku mah cuek bebek aja. Balas kadang-kadang dan sekadarnya aja. Namun meski jarang, aku perhatikan dia cukup rajin inbox aku dari 2016 hingga 2019.
Hingga menjelang aku mau sidang skripsi, aku sudah memikirkan untuk menikah, mungkin aku tipe wanita yang langka ya? Haha.. Wanita mana sich yang dengan berani menanyakan langsung keseriusan laki-laki yang bukan pacarnya? Terkesan murahankah? Kalau menurut kalian gimana sich? Coba dech jelaskan di koment ini.
Aku waktu itu nggak suka yang berleha-leha. Aku bilang mau serius ya serius. Nggak ada main-main. Jujur, lelaki yang dekat denganku, aku tanyain. "Aku mau menikah setelah wisuda, apakah kamu ada keinginan menikah dalam waktu dekat ini?".
Begitulah kira-kira aku bertanya. Eh nanti dulu, aku juga punya malu loh sebagai wanita. Haha .. Meski intinya kesana, namun aku nggak juga to the point gitu. Aku punya bahasa sendiri, taktik sendiri. Agar nggak malu-maluin. Wkwk...
Nah setelah bertanya tadi, jika ia tidak minat serius dan masih mau satu atau dua tahun lagi, dah lah! Gombal itu. Jangan percaya kalau dia minta tungguin. Segera beralih.
Dan suami sekarang adalah salah satu lelaki yang aku tanyai secara langsung keseriusannya. Qadarullah kami berjodoh.
Diperjuangkan dan Memperjuangkan
Dia adalah lelaki yang dengan jantan memperjuangkanku. Mulai dari menemui orang tua meski saat itu belum ada kata pasti, walau saat itu jarak jauh dan naik motor saja. Namun ia benar-benar menunjukkan keseriusannya.
Dan aku adalah wanita yang diperjuangkan. Bagaimana rasanya? Bahagia banget. Terasa banget bahwa kita sedang diperjuangkan. Dan karena perjuangan inilah akhirnya aku sampai di kata sepakat, meski awalnya aku tiada rasa dan mencoba berdamai dengan diri sendiri bahwa cinta bisa datang di kemudian hari. Ehh, tau-taunya cinta datang lebih awal.
Saat pertama ia datang ke rumah menemui orang tuaku, saat itulah hatiku benar-benar telah tumbuh rasa cinta.
Istiqarah Menuntunku
Aku juga mengalami beragam keraguan di hati. Setelah ragu karena ada beberapa lelaki di hati, selanjutnya adalah ragu dengan dia sendiri. Apakah benar-benar tulus menerimaku atau tidak. Apakah dia orangnya atau bukan. Saat ragu itulah istiqarah memanggil. Berkali-kali hingga mantap akan pilihan.
Ada yang bilang,
"Istiqarah itu bukan MEMILIH satu di antara dua pilihan. Namun istiqarah adalah memantapkan satu diantara dua pilihan.
It means, kita sudah punya pilihan duluan sbelum mengadu ke Allah.
Malam hari setelah siangnya bertemu dengan dia di tepi pantai pajang bersama si Mak Comblang, aku sudh menemukan jawaban. Yaitu TIDAK. Ini terkait masalah keluarga dan tempat tinggal. Dia tetap di pilihannya. Sekarang keputusan di tanganku. Kelak mau ikut dia atau tidak. Jangan sampai ada sesal dikemudian hari.
Istiqarah berdoa semoga jawaban tidak bisa lanjut ini adalah jawaban terbaik. Hingga tiada penyesalan akhirnya. Namun begitulah kekuatan istiqarah dan doa.
Hatiku malah semakin tersentuh olehnya. Mudah ingat dia. Kadang terlintas wajah dia. Mungkin beginilah cara Allah menunjukkan jawabannya. Apalagi seperti yang aku bilang tadi, saat pertama kali ia ke rumah, saat itulah aku benar-benar suka dan serius mau lanjut ke pernikahan.
Sebuah Syarat
Aku juga pernah mengajukan sebuah syarat ke dia. Ini juga untuk lebih memantapkan hatiku. Namun juga baik buat dia sendiri.
Syaratnya adalah ia harus melakukan satu hal (hal nya aku rahasiain ya. Yang jelas ini sebuah perbuatan rutin). Dilakukan selama 40 hari berturut-turut. Jika gagal sehari saja, maka ulang lagi dari awal. Allah saksinya karena aku nggak bisa menyaksikan secara langsung. Ucapku kala itu.
Dan dia melakukan yang aku pinta. Merubah suatu kebiasaan. Dia selalu mengirim foto yang menjadi syarat hampir setiap harinya hingga aku berkata, "Nggak usah kirim-kirim lagi. Aku percaya".
Yang jelas ini perbuatan baik. Aku mengajukan itu karena kata dia, dia paling susah melakukan itu. Dan Alhamdulillah pula sejak saat itu hingga sekarang, dia rutin melakukannya. Doakan istiqamah terus yaa...
Mungkin itu saja cerita secara singkatnya. Kalau mau panjangnya, rasanya juga khawatir kepanjangan nanti malah bosan baca. Kalau mau versi lengkapnya kerumah yaa.. Aku ceritain langsung. Hehe.. Lengkap dengan cemilannya aku sediain. Wkwk
Ambil baiknya saja dari kisah cintaku ini. Yang buruknya jangan diambil.
Selamat memperjuangkan cinta yaa.. Semoga segera ketemu jodohnya. Yang belum ketemu, tetaplah bersabar.
Karena jodoh itu akan datang di waktu yang tepat dengan orang yang tepat. Bukan diwaktu yang cepat ataupun telat.
Semangatttt!!!!
Semoga akan terbit novelnya aamiin��
BalasHapusCinta memang harus di perjuangkan menurut aku, dari perjuangan itulah akan muncul benih benih kasih yang tak ternilai.
BalasHapusAku jadi senyum-senyum sendiri baca cerita kakak, berarti kakak pasutri baru dong ya? hehehe. Berjuang dan diperjuangkan itu indah, karena saling berusaha. Langgeng terus ya Kak, pernikahannya. Semoga samawa dan selalu diberkahi Allah SWT.
BalasHapusWah aku senyum-senyum bacanya
BalasHapusMemang ya kalau udah jodoh pasti ada aja jalannya untuk bertemu
Selamat ya mbak. Semoga bahagia selalu
Senang juga ya ketika kita bisa diperjuangkan, sudah lama rasanya tak berjuang dan diperjuangkan oleh seseorang...mungkin efek kelamaan menjadi single...jadi lupa arti kedua kata diatas, hehehe.. bahagia dan langgeng selamanya ya mbak :)
BalasHapusSuka dengan kalimat "Jodoh itu kalau bukan dia yang sering kita doakan, maka dialah yang sering mendoakan kita". Tapi mungkin ada juga loh yang keduanya tidak mendoakan, tapi didoakan oleh orang-orang baik lainnya, misal orang tua dll. Iya kan? Hehehe
BalasHapusWii suka banget mba, to the point gitu XD #clapclapclap
BalasHapusKebayang banget kalau orangnya cuma mau main-main aja pasti gelagapan pas ditanya begitu. bravo mba
Diperjuangkan itu rasanya berarti banget dan rasanya dicintai ya, kak.
BalasHapusSemoga selalu saling melengkapi satu sama lain hingga ikatan pernikahannya semakin kuat.
Romantisnya, sebelumnya selamat atas pernikahannya yaa. Saya percaya bahwa jodoh itu di Tangan tuhan, kita hanya perlu memperbaiki diri saja. Saya jadi pengin menceritakan kisah cinta seperti di tulisan ini, jadi ada yang dikenang dan bisa dibaca kembali suatu saat nanti.
BalasHapusHmm, suka nih ceritanya. Campur tangan Tuhan selalu menjadi tali penyambung yang baik untuk hubungan sepasang insan.
BalasHapusSo sweet banget perjalanan cintanya mbak,
BalasHapusJodoh itu terkadang ga kita sangka, nnti datang sndiri.
tetap selalu semangat mbak
Sebenarnya aku tuh suka mengetahui kisah cinta orang lain. Dimana mereka bertemu, bagaimana hingga akhirnya memutuskan untuk menikah, apa kendalanya dan kapan akhirnya mantap memilih ya sudah deh dia aja. Aku paling suka yang ini "Jodoh itu kalau bukan dia yang sering kita doakan, maka dialah yang sering mendoakan kita".
BalasHapuskita gak tau siapa yang diijabah doanya. Jodoh bener2 rahasia Tuhan.
Jodoh itu selalu datang dengan cara yang ajaib dan tentu melalui proses yang memang memberikan kesan. Semua sudah ditulis dari Yang Maha Kuasa
BalasHapusMakanya klo aku lebih suka kata bangun cinta daripada jatuh cinta...
BalasHapusKlo bangun cinta bisa sama sama saling berjuang
Perjuangan yg luar biasa utk menemukan pasangan hidup. Pengalaman yg sangat menginspirasi para pembaca blogpost ini
BalasHapusaku jadi teringet awal ketemu sama suami, yaa melalui proses yang hampir sama. istikharah juga berkali2 biar hati lebih mantab dan ikhlas :)
BalasHapusMasha allah, perjuangan menuju menyempurnakan ibadah yang mulia yah kak. Kalau aku belum ada sama sekali kepikiran untuk menikah, namun masih selalu bertanya2 keajaiban perkara jodoh ini, seakan rahasia langut yang luar biasa. Semoga samara ya kak :D
BalasHapusAdohhh aku mewek. Terharu. Bahagia. Selamat ya Neng! Ini gadis-gadis di luar sana yang mau menikah boleh banget contoh caranya. Memang cinta butuh saling berjuang, Neng. Cus bikin bukunya. Tulisan kamu apik.
BalasHapusKok manggilnya yuk? Orang sumatera ya? Wkwwk ini kalau ditulis jadi buku novel genrenya jadi komedi cinta. Seru nih yuk
BalasHapusMaa syaa Allah mbak 😍
BalasHapusJodoh itu memang misteri banget. Baca ini saya jadi senyum-senyum karena terngiang juga dengan kisah pertemuan saya saat bertemu sang jodoh. Btw setuju nih kalau ada laki2 yang mau pdkt emang bagus langsung dimintai keseriusannya...
BalasHapusBicara jodoh memang penuh misteri tapi sama dengan Mbak saya pun meyakini jodoh akan datang di waktu yang tepat dan dengan orang yang tepat. Begitulah seperti yang terukir di lauh mahfuzh jauh sebelum kita lahir ke dunia
BalasHapusSemoga yang berniat baik, ingin menikah,segera dipertemukan oleh Allah Subhana wa ta'ala 🤲🙂
BalasHapus