Pulang
Sabtu, 04 Januari 2020
Embun pagi terasa begitu nikmat. Wangi menebarkan semangat. Gadis kecil umur 8 tahun berlesung pipi sigap terbangun dari mimpi. Gegas mengambil wudhu dan menunaikan dua rakaat. "Mashallah.. Segaarrr.. Alhamdulillah". Syukurnya dalam hati. Yaa! Sejak usia 8 tahun ia telah terbiasa mengenal akan Tuhan. Berbudi pekerti yang baik, berperawakan sedang dan berwajah oval cantik.
Sajadah telah dilipat. Waktunya untuk ia menunaikan kewajiban yang sudah menjadi rutinitas. Mencuci piring, nyapu, dan bersiap-siap berangkat sekolah. Bermain, belajar, bersama teman sebaya. Wowww..!!! Hari ini sedang musim bermain karet gelang. Ia akan senang sekali bisa melihat teman-temannya bermain. Meski ia tidak punya permainan semacam itu.
Ting.. Ting.. Ting..
Pukul 12.00 wib. Lonceng pertanda jam pulang telah berbunyi.
Rindu, nama gadis kecil itu dengan sumringah pulang. Perutnya sudah mulai lapar. Yang ada di fikirannya hanya ingin cepat sampai rumah.
15 menit ia tempuh berjalan kaki dari sekolah ke rumah bersama 3 temannya yang lain. Tepat saat ia membuka gerbang rumah, seseorang yang tak asing ia lihat sedang duduk manis di teras rumah. Menatapnya dengan tersenyum.
"Pamannn..", sapanya riang sambil segera mengambil tangan lelaki tua tersebut untuk ia salami.
"Paman kapan sampai?", tanyanya kemudian.
"Mungkin sekitar 30 menit yang lalu", jawabnya.
"Gimana sekolahnya, Ndu?" tanya paman kemudian.
"Lancar paman.. Seru".
"Rindu masuk dulu ya, Paman. Mau ganti pakaian. Paman sudah makan?" Tanya Rindu kemudian.
"Iya. Masuklah. Paman masih kenyang". Balasnya.
Rindu segera masuk ke dalam. Berganti pakaian. Setelah beres semuanya, ia mengobrol dengan pamannya.
"Rindu, pulang yukk.. Ibumu meminta Paman menjemput Rindu. Paman sudah ngomong sama Nenek di telpon. Katanya Rindu boleh pulang bareng Paman".
Rindu terdiam. Sudah 4 tahun ia tinggal bersama Nenek dari Ayahnya yang telah tiada. Sejak Ayahnya meninggal 4 tahun yang lalu, 1 bulan setelah itu, Rindu dijemput Nenek. Tinggal dan disekolahkan oleh Nenek. Dulu, sejak Ayahnya meninggal hingga Rindu berumur 5 tahun, ia beberapa kali dijenguk sama Ibu. Namun sejak umur 6 tahun hingga sekarang, ia sudah lama tak bertemu Ibu. Jarak antara tempat tinggal Nenek cukup jauh. Beda pulau sehingga butuh dana yang cukup besar untuk ke rumah Ibunya.
Rindu masih menunggu nenek pulang dari kebun dan memaksa Paman untuk nginap. Esok lusa barulah ia berangkat dengan naik Bus antar kota.
Sepanjang jalan yang sesekali diiringi tidur, Rindu kerap menatap luar jendela bus. Ia duduk tepat di kursi sebelah pinggir dekat jendela. Disampingnya Paman.
Huffttt.. Lama sekali ia tidk pulang. Lama sekali ia tidak melakukan perjalanan. Lama sekali Rindu menahan rindu kepada Ibunya.
Perjalanan panjang yang melelahkan. Rindu pulang ke pangkuan Ibu. Rindu, gadis kecil berumur 8 tahun itu telah pulang tanpa tau, apa penyebabnya pulang. Esok lusa saat ia telah dewasa, ia baru menyadari bahwa kepulangannya itu untuk sesuatu yang besar. Rindu pulang, untuk menuntuskan rindu kepada Ibunya yang telah duluan Pulang MENEMUI TUHAN
Label: foto
30HariBercerita2020
Hay semua.. Selamat datang di Blogku.
Kenalin, aku Nengsi Hariyanti, seorang Ibu Rumah Tangga. Menulis di blog adalah salah satu hobi ku.
Yapp!! Menulis apa saja yang aku suka. Berbagi dan menginspirasi, mengekspresikan hati lewat kata-kata, serta menebar manfaat lewat aksara.
Jika ingin kenal lebih lanjut, atau pengen kerja sama, boleh hubungi aku di: Whatsapp: 081532485541
Email: nengsihhariyanti@gmail.com
Ditunggu komentar kece nya ya di blog aku. Semoga bermanfaat!
loading..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Judulnya "Pulang" namun pada saat membaca menceritkan seorang anak yang pergi dan gak pernah pulang ke ibunya. Namun siapa sangka ibunya sudah Pulang juga untuk menemui TUhan... sedih :'(
BalasHapusIya kak.. Sedihh.. Hikss. 😢
HapusKanyataan pahit untuk bertemu kembali dalam keadaan duka... (persis sebelum baca ini, ibu angkat ssya berpulang pagi ini, dia yg nerawat saya ketika kecil, bahkan sudah 2 tahun semenjak kevin lahir, kami belum sempat berkunjung ke purwakarta melihat beliau yang sudah uzur, hingga berita itu datang) sesaat sebelum saya menuntaskan membaca tulisan ini
BalasHapusYa Allah.. Bsa pas gini ya kak.. Smga alm tenang di alam sana. Yg tabah y kak dan kluarga.
HapusDuh, endingnya bikin sedih deh. Pulang adalah kata2 yang bikin mak gregel dalam bahasa jawanya. Karena merantau ataupun sekolah. Dulu, aku merasakannya waktu ngekost...
BalasHapusBtul kak.. Sjauh apapun melangkah, akhirnya kta pasti akan plang jga.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCerpen yang bagus meski saya agak susah mencerna kalimat endingnya " Rindu, gadis kecil berumur 8 tahun itu telah pulang tanpa tau, apa penyebabnya pulang. Esok lusa saat ia telah dewasa, ia baru menyadari bahwa kepulangannya itu untuk sesuatu yang besar. Rindu pulang, untuk menuntuskan rindu kepada Ibunya yang telah duluan Pulang MENEMUI TUHAN"
BalasHapusApa maksudnya si Rindu ini pulang, menemui makam ibunya yang telah duluan berpulang atau pulang ke pangkuan ibunya dalam arti pulang juga menemui Tuhannya.
Iya kk. Rindu pulang, namun trnyata kepulangannya itu karena ibuny yg tlah meninggal.
HapusAku nangis bacanyaaaaa... Sekayak baca kisah sendiri. Hampir sama persis!! Ah, aku rindu ibu...
BalasHapusYa ampun kak, sampe nangis. Maafkan jd buat sedih ya kak.. Yg tabah kak. Mga ibu tenang dan bahagia di alam sana. Aamiin
HapusYa ampun kak, sampe nangis. Maafkan jd buat sedih ya kak.. Yg tabah kak. Mga ibu tenang dan bahagia di alam sana. Aamiin
HapusWahh.. menyentuh banget ya.
BalasHapusLanjut selancar sajak2 yg lain disini nihh
Mksh kk.. Slmat membaca
HapusJleb. Penutupnya bikin saya patah hati seketika. Sedih banget baca cerita ini.
BalasHapusHiks.. 😢
HapusKalau untuk cerita anak, ini gaya berceritanya masih kurang luwes ya, Mbak. Terus ceritanya agak berat. Jadi kalau bisa menyarankan, cari ide-ide seputar anak, diceritakan secara ringan, tapi ada pesan moralnya.
BalasHapusNah, untuk cerita anak, bagusnya tidak kalimatnya tidak menggunakan kata pengganti semua. Dan ini bagian pertama menggunaan kata ganti Dia semua. Variasikan dengan nama tokohnya. Selain dia, bisa pakai ia. Asal konssiten. Kalau pakai kata ganti dia, dia terus. Jangan ganti-ganti dia dan ia.
Terus semangat. Nengsi
Wahh... Mksih banget sarannya kak.. Next kudu banyak bljar sma kak bmbang ni untuk membuat crta yg menarik.
HapusWahh... Mksih banget sarannya kak.. Next kudu banyak bljar sma kak bmbang ni untuk membuat crta yg menarik.
HapusTokohnya anak 8 tahun, itu endingnya, maksudnya, anaknya menyusul ibunya yang telah berpulang gitu ta Mbak? Atau tidak ketemu karena ibunya telah berpulang?
BalasHapusIbunya yg berpulang kak. Atau ninggal
HapusIbunya yg berpulang kak. Atau ninggal
Hapusbaru ngeh pas baca endingnya, itu ibunya lagi di ujung akhir usianya ya :'( pas banget bacanya lagi hujan nih
BalasHapusCeritanya mengalir tapi memang agak ambigu sama endingnya. Tulisannya berhasil bikin aku kangen sama ibu deh.
BalasHapusBaca tulisan tentang Pulang, aku jadi kangen pulang kampung. Aku termasuk jarang nih pulang ke rumah ortu dan jadi takut juga suatu hari aku pulang, aku malah tak bisa bertemu mama dan papaku lagi seperti Rindu yang tak bisa bertemu ibunya yang telah berpulang. Hiks. Jangan sampai
BalasHapusRindu, gadis kecil berumur 8 tahun itu telah pulang tanpa tau, apa penyebabnya pulang. Esok lusa saat ia telah dewasa, ia baru menyadari bahwa kepulangannya itu untuk sesuatu yang besar. Rindu pulang, untuk menuntuskan rindu kepada Ibunya yang telah duluan Pulang MENEMUI TUHAN
BalasHapusAku yang mudah nangis cengeng jdi mbrebes mili baca cerpen ini :(, kak ini kisah pribadi ya? ngenain banget
Hehe.. Ini bkan kisah pribadi kk
HapusMantap betul kak bikin cerpennya.. cerita pendek sedih kalau saya nangkapnya, bener-bener deh kena di hati. Feel Deep Sorry for that child .. T_T
BalasHapusIni endingnya bikin kaget. Nggak nyangka klo perginya Rindu utk menemui ibunya yg ternyata sudah meninggal. Aku pikir ibunya gak nengokin karena nikah lagi.
BalasHapusseperti rinduku ke ibuku di kampung sana,,, lama tak pulang, waktu habis di perjalanan,
BalasHapusahh jadi sedihh