"Kita tidak bisa membandingkan rasa sayang yang orang beri ke kita dengan orang lain. Karena tiap rasa punya porsi yang berbeda dan ia punya takarannya sendiri seriring dengan berbedanya tiap watak yg ia beri rasa. Dan jika ada org terdekatmu yang bilang "Aku sangat menyayangimu", maka percayailah itu tanpa membandingkan dengan yang lain"
Kita semua pasti pernah di sayangi oleh seseorang kan? Dalam hal ini aku tidak bicara tentang sayangnya seorang laki-laki kepada wanita. Aku bicara hal yang lebih luas. Rasa sayang yang diberikan oleh sahabatmu misalkan, oleh saudaramu, oleh orang terdekatmu.
Dalam hidup ini, kita senantiasa diberikan beragam rasa untuk mewarnai hidup ini. Apa jadinya hidup tanpa rasa? Hambar!! Sesuatu yang hambar tidaklah mengenakkan.
Selain sayang, pernah kah kita merasakan cemburu? Kecewa? Benci, sesal, kesal, dll? Pasti! Hidup bersama manusia dengan watak yang berbeda tentu banyak sudah yang kita rasakan. Semua rasa sudah pernah kita cecap. Saat sayang menyayangi, saat benci dan dibenci, serta saat kecewa dan mengecawakan.
Baca juga: Sore Bersama Bapak
Baca juga: Sore Bersama Bapak
Hati seolah bergejolak. "Horeeee!!! Bahagianya aku!" tatkala kabar gembira dam rasa senang yang kita dapatkan. Namun tatkala berita duka, hati sayu bak bunga yang layu.
Lalu, kenapa kita tidak bisa berdamai dengan itu? Menganggap setiap rasa adalah suatu hal yang wajar. Dan tidak boleh berlebihan akan hal itu.
Iya! Setiap orang punya porsi yang berbeda dalam memberi takaran rasa. Berhentilah membandingkan rasa ini dan itu. Karena memang segala sesuatu apabila dibanding-bandingkan tidaklah mengenakkan. Membandingi kekurangan, kelebihan, perasaan, dll.
Berhentilah untuk cemburu dengan kasih sayang yang terbagi. Jangan egois.
Ya! Aku tau, kita selalu ingin menjadi yang utama. Tidak kan rela jika rasa terbagi (Masih bukan tentang rasa laki-laki dan wanita). Namun, jika kita menurunkan sedikit ego, apa susahnya berdamai agar hubungan tetap menjadi baik.
Aku pernah dicemburui segitunya oleh seseorang karena dekat dengan seseorang yang ia sayangi. Sehingga akhirnya hubungan menjadi kurang baik. Padahal kami bertiga sangat-sangat dekat. Namun saat kami bertiga disatukan, musibah seolah akan terjadi. Dan aku juga pernah dicemburui oleh orang terdekat yang aku sayangi karena dekat dengan orang lain. Lalu aku merasa tidak enakan.
Dan aku, juga pernah mencemburui orang-orang yang aku sayangi karena dekat dengan orang lain. Saat itu, egois ku keluar. "Dia sekarang sudah berubah. Dia sudah punya adek/mbak yang baru. Dia sering menghabiskan waktu dengan dia dan mengabaikan aku. Dia sudah nggak butuh aku lagi daaannnn banyak praduga lainnya".
Sudahlah. Apa nggak capek sibuk mecemburui orang lain? Biarkan lah ia dengan dirinya. Kamu dengan dirimu. Tidak selamanya kamu akan selalu bersama dengan dia. Heyy!!! Setiap manusia punya hak nya masing-masing. Dia kuasa atas dirinya sendiri. Kenapa kamu mau melarang-larang dia untuk dekat dengan siapa? Dia bebas menentukan langkah.
Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa memaksa orang lain untuk menjadi seperti yang kamu mau. Yang bisa kamu kontrol adalah dirimu sendiri. Bagaimana agar kamu senantiasa baik-baik saja. Tidak goyah apalagi tumbang oleh sifat orang lain. Yang stay cool dan santuyy kata anak zaman sekarang.
Setiap pribadi itu unik. Termasuk aku, kamu, dia, mereka. Tidak usah mendikte. Jangan mengekang. Tidak ada manusia yang suka dikekang. Sejatinya manusia ingin bebas. Bebas berpendapat, bebas berekspresi, bebas menentukan pilihan hidup, dan bebas memiliki rasa lalu menyalurkannya kepada siapa dan dalam bentuk apa. Selagi dalam koridor yang benar.
Jika memang rasa mu benar-benar nyata, sampaikanlah!.. Namun hilangkan dulu pradigma bahwa rasa mu harus dibalas dengan rasa yang sama. Karena jika kau menginginkan begitu, namun yang terima malah tidak seperti itu, kau akan kecewa. Pasti!
Jangan sampai setiap rasa itu, justru menjauhkan kita dari Allah. Allah yang memberikan semua ragam rasa kepada hamba-Nya. Maka dari itu, hendaknya kita syukuri setiap rasa yang ada dengan menyalurkannya kepada hal-hal yang benar, yang Allah ridhoi. Bukan malah sebaliknya.
Teruntuk yang datang dan pergi dalam hidupku, yang telah menorehkan beragam rasa, aku mengucapkan terima kasih. Terimakasih sudah kembali memberi warna yang berbeda. Terimakasih sudah menciptakan kolabarasi yang Indah dihatiku. Bahwa, apapun yang ada di hati ini, (suka duka, baik buruk, luka dan kecewa) aku mensyukuri semuanya.
Barangkali itu adalah cara Tuhan mengajariku untuk bersikap makin dewasa. Untuk terbiasa menghadapi watak manusia yang beragam. Agar tidak mudah meng-klaim orang, agar aku mengambil pelajaran pada setiap pertemuan dan perpisahan. Pelajaran dari setiap orang yang berbeda. Baik itu dari sifatnya, maupun pengalaman hidupnya. Akan selalu ada hikmah jika kita ingin memetiknya.
"Hal yang juga kita harus tau, semua rasa itu pasti akan pergi. Cepat atau lembat. Jika tidak rasanya saja yang pergi, maka rasa itu akan pergi bersamaan dengan raganya"
Hati kita milik Allah dan kepada Allah lah kita menitipkannya. Agar Allah menjaganya.
يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati,
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati,
Teguhkan hati kami di atas agama-Mu"
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS. Āli ‘Imrān[3] : 8)
Yah betul, Hari Kita milik Allah semata. Namun terkadang manusia lemah sehingga lupa pada sang pemilik Hati.
BalasHapusIy mbakk
HapusKolaborasi yang indah dalam hati, iya benar juga sih kak walaupun kelihatannya pas awal disikapi berbeda namun pada akhirnya kita akan mengerti
BalasHapusAku percaya cara Tuhan mengajari kita dengan berbagai cara. Mungkin adanya rasa cemburu adalah satu proses Menuju kebaikan
BalasHapusmaka dari itu jangan pernah berlebihan dalam menaruh perasaan kepada mahluk, karena takut akan terasa kecewa pada akhirnya
BalasHapusSuka ama tulisannya...
BalasHapusDikemas rapi, jadi pingin di sayang.. wkwkwk
apapun itu hidup ini harus menghormati orang lain jika kita ingin di hormati, di sayangi orang lain namun kita juga harus menyayangi orang lain. Tidak perlu jadi orang egois
BalasHapusSetuju banget kak, dan aku selalu ingat dengan kata-kata ini kak,
BalasHapus"Sebaik-baiknya berharap hanya kepada Allah"
"Sikap orang terhadapmu adalah cerminan atas sikapmu terhadap orang lain"
dan yg paling wajib diingat.
"Setiap orang terlahir berbeda sekalipun ia kembar identik, maka dari itu saling menghargai adalah kunci terbaik untuk menyikapinya"
Setelah membaca tulisan ini, saya sekarang lebih banyak bersyukur dan berusaha untuk tidak terus mengeluh dengan keadaan.
BalasHapusBener banget sih apa katamu, dan udah lama banget saya menerapkan lebih banyak bersyukur dan jarang ngeluh, lumayan membaik sih haha
BalasHapusKita tidak bisa mengatur sikap dan perilaku orang lain terhadap kita, yang bisa diatur adalah rasa yang ingin kita hadirkan terhadap perlakuan mereka. Kalau kita selalu berekspektasi dan tidak menerima kenyataan, tiap hari akan jadi hari buruk. Menata hati dan terus berprasangka baik akan sellau membuat kita bisa menjalani hari dengan aman dan nyaman
BalasHapusSemua memang harus serba seimbang ya, memang yang berlebihan itu gak baik
BalasHapus