Assalamu’alaikum teman-teman.. kali ini aku mau share tentang pengalaman seram yang pernah aku alami sebagai salah satu tema dari nulis serempak selama seminggu yang diadakan oleh bobe. (#BobeOneWeekNulis)
Jujur, sebenarnya jika mendengar kata horor, yang tergambar
dibenakku adalah cerita tentang hantu dengan tampang seram dan menakutkan. Dan Alhamdulillah
aku tidak pernah sekalipun melihat hantu atau mahkluk lainnya. Dan aku
bersyukur untuk itu. Ada sebagian dari teman-temanku yang bisa dibilang indigo.
Bisa melihat makhluk halus yang terkadang bahkan mengikuti mereka.
Ada sebagian orang yang mengatakan itu adalah sebuah
kelebihan memiliki indra keenam. Well, benarkah itu suatu kelebihan? Faktanya saat
ditanya ke teman yang indigo, mereka malah tersiksa dengan apa yang mereka bisa
lihat tersebut dan ingin menghapusnya. Dan teman-teman, setauku yang pernah ku
dengar atau aku baca gitu ya, kemampuan melihat makhluk halus itu sebenarnya
bukanlah sebuah kelebihan. Justru itu kekurangan yang kita miliki. Hati-hati
jika makhluk halus menampakkan rupanya ke kita. Barangkali ada dosa yang kita
buat.
Benarkah bentuk makhluk halus itu beragam?
Dan lagi, aku penasaran. Sebenarnya bentuk makhluk halus itu seperti apa sich? Apa benar seperti pocong? Kuntilanak? Genduruwo, sundel bolong, suster ngesot? Atau itu hanya imajinasi di film-film saja? Lantas apakah rupa makhluk halus di Indonesia itu sama dengan di luar negeri? Vampir misalkan? Atau lagi-lagi semua itu hanya imajinasi dari sebuah film saja? Hayooo.. pernah nggak mikir yang beginian? Wkwkk
Merasakan adanya makhluk halus
Dan baiklah, apabila melihat makhluk halus aku tidak pernah, namun jika merasakan aku pernah. Saat itu, mungkin sekitar 5 tahun yang lalu, aku mengalami sakit keras tak sadarkan diri. Aku memang tidak sadar diri waktu itu namun semuanya masih teringat di benakku walau tak sepenuhnya ingat. Saat lagi sakit-sakitnya, kondisi hari hujan, aku keluar dari kamar tempat istirahatku. Aku membawa motor menuju ke lapangan sepakbola. Duduk bahkan berbaring di tempat biasa supporter sepakbola stay.
Baca juga: Kehilangan Dompet
Disana aku menunggu orang-orang datang. Lalu setelah
beberapa lama tidak aku temui orang-orang yang datang, aku beranjak membawa
motor ke kebun. Bahkan nyaris di bawah curah hujan, aku membawa perahu
sendirian menuju kebun. Namun Alhamdulillah Allah melindungiku. Segera sadar
bahwa apa yang aku lakukan itu tidak benar.
Dan tahukah teman-teman, aku bahkan sudah menghebohkan
keluarga bahkan orang-orang di desa. Bukan hanya itu, aku malah menghebohkan
guru-guruku di sekolah. Ya maklum saja, saat itu aku termasuk murid kesayangan.
Wkwk.. (rasa-rasa. Hahah).
Guru-guru ku tau kalau aku sakit keras dan sedang dirawat di
rumah sehingga tidak memungkinkan untuk sekolah. Namun saat aku menghilang,
keluarga menelpon pihak sekolah. Katanya siapa tau aku pergi ke sekolah (waktu
itu aku memang telah lama tidak sekolah. Aku berungkali memaksa ingin segera
sekolah karena sudah rindu dengan teman-teman dan guru-guru. Namun keluarga
melarang dan memaksaku untuk bedrest saja di rumah). Dikarenakan aku tidak ada di sekolah,
akhirnya dua orang guruku yaitu Pak Beni dan Bu Reni (aku biasa memanggilnya
Umi) ikut turun tangan mencari.
Baca juga: 5 Alasan Memilih Tinggal di Asrama
Tak lama aku pulang ke rumah. Saat pulang, aku lupa sich apa
yang terjadi. Namun saat mulai sadar dan ditanya apa yang terjadi denganku,
barulah saat itu aku bercerita.
“Saat aku menuju ke lapangan, aku mendengar suara drumb band disana. Aku berfikir teman-teman sedang mengadakan latihan drumb band. Aku seolah merasakan sebuah bisikan yang menyuruhku menuju lapangan. Ternyata tidak ada sama sekali setelah menunggu beberapa waktu. Lalu aku beranjak ke kebun. Disana aku berfikir bahwa Ayah dan Ibu sedang di kebun. Aku ingin kesana melihat mereka. Namun sesampainya di kebun juga tidak ada. Lalu di kebun yang dekat dengan sungai, aku melihat ada perahu tertambat. Aku nyaris mau melepas ikatan dayung dan ingin menyisiri sungai menuju kebun saat masa kecil dulu. Namun aku tersadar bahwa semua itu sia-sia. Dan aku memilih untuk pulang”.
Lalu sponton keluarga mengatakan kepadaku, “Untunglah kamu tidak mengikuti bisikan itu, Neng. Kalau kamu ikuti mungkin kamu hilang dan kami nggak tau harus mencarimu dimana”. Kira-kira seperti itu tanggapan orang.
Lalu Ayuk sepupuku juga berkata, “Sebenarnya ayuk juga sudah
menebak. Sepertinya Nengsih pergi ke kebun”. Begitu pula responnya.
Ntahlah.. waktu itu apakah benar adanya sebuah bisikan itu
atau hanya halusinasi saja. Aku juga pernah mendengar, jika orang demam panas,
biasanya bisa menimbulkan halusinasi pada orang yang bersangkutan. Wallahualam.
Menangani Orang Kerasukan
Dan selanjutnya, hal horor yang pernah aku alami sejak di
asrama ini adalah menangani adek-adek di asrama. Yap! Sudah beberapa kali pula
menangani orang kerasukan. Baik itu orang yang sama kerasukan berkali-kali,
maupun dengan orang yang berbeda.
Saat lagi bersantai di kamar, adek-adek SMK Agromaritim yang
tinggal di lantai 4 menuju kamar ku dilantai 3, mereka mengagetkanku.
“Mbak, Si Fulanah kesurupan. Ayok mbak ke atas”, serunya.
Lalu segera bergegas naik ke atas. Saat itu dia sudah tidak
sadarkan diri. Aku dan teman-teman berusaha menyadarkan. Yaa berungkali
mengahadapi orang kesurupan, hal yang aku lakukan adalah dengan membaca
ayat-ayat Allah. Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlas.
(Dibacakan dalam segelas air masing-masing sebanyak 3 kali lalu ditiupkan ke
air putih tersebut dengan sedikit air ludah juga tertiup) dan ayat-ayat
terakhir surat Al-Baqarah. Yang lain pun juga ikut membantu membaca.
Baca juga: Suasana Lebaran di Kerinci
Baca juga: Suasana Lebaran di Kerinci
Dengan seringnya kesurupan yang dialami, responnya
beda-beda. Ada yang sadar, ada yang tanpa respon, ada yang teriak, melotot,
bahkan melawan. Namun hal yang aku tanam dalam hati adalah bahwa Allah lah sang
Maha Penyembuh. Makhluk atau jin itu memang benar adanya.
Beberapa kali mencoba merukyah, ada yang berhasil ada yang
tidak berhasil. Jika tidak berhasil, kami segera menghubungi ahli rukyah yang
sudah biasa menangani orang-orang kesurupan. Respon dari korban ya biasanya ia
akan muntah-muntah. Itu adalah jalan makhluk halus tersebut keluar dari tubuh korban.
FYI, Jin sama seperti manusia yaa. Ada yang kafir atau engkar
terhadap perintah Allah. Namun ada juga yang sholeh. Oleh karena itu juga kita
tidak bisa meremehkan jin. Jika kita takabur berhadapan dengan orang yang kesurupan,
bisa-bisa nanti kita yang diceramahi atau ditertawakan oleh jin apabila jin
yang merasuk itu adalah jin sholeh. Itu setau aku.
Lalu bagaimana respon tubuhku setelah merukyah? Walau merukyah
dengan cara sederhana namun tetap menguras energi. Badan lemas setelah merukyah
itu pasti.
Dan akhir dari tulisan ini, aku ingin menekankan kembali ke
teman-teman, bahwa makhluk halus itu memang benar adanya. Jika mengingat
kembali pelajaran saat masih sekolah dulu, yaaa jin itu sama seperti manusia. Sama-sama
beribadah kepada Allah, ada yang taat dan engkar. Hanya saja, derajat kita
lebih tinggi dari makhluk lain, wujud kita nyata, kita meninggal, sementara jin
dan iblis dia akan tetap hidup dan terus berkembang.
Walluhualam bish Shawwab
Pict by: Canva
Nggak nyangka mbak neng pernah mengalami kejadian horor..😄
BalasHapusHehe.. Iya dx . Kamu pernah ngalami?
HapusLuar biasa, semoga Allah SWT melindungi kita semua dari godaan syetan yang terkutuk
BalasHapusAamiin kak
HapusNgerii mbk.cerita yg sama
BalasHapusIya dx
Hapus