Sore ini aku kembali menulis curhatan hati. Sebagai cara
mengekspresikan rasa. Karena sekadar menulis snap tidaklah cukup aku rasa. Apalagi
dengan snap WA atau IG yang banyak justru membuat aku merasa “semak” dan risih sendiri apabila terlalu
banyak.
Dari sebelum zuhur tadi, aku pergi main ke rumah kostan
teman. Ayuk Novia. Hingga tertidur disana Beranjak sore hari menjelang Asar,
kami baru terbangun dan segera aku minta antar pulang asrama setelah sholat
Asar terlebih dahulu. Aku tau sore ini Nadia bakal pindah mengabdi di Pondok
Pesantren Al-Hasanah. Resign dari Musyrifah Rusunawa kami. Aku berharap Nadia
belum pulang hingga aku masih bisa
membantunya mengangkut barang yang sudah dikemasnya di pagi hari tadi ke dalam
Grab.
Namun aku terlambat! Ketika sampai asrama, Arum bilang Nadia
sudah pergi. Tak lama menuju kamar. Ku buka kamar tempat kami berdua sering
bercanda, tertawa, curhat, masak, makan bersama, banyak hal lain kami lakukan
hampir 1 tahun sekamar ini. kami bahkan tidak pernah bertengkar. Jikapun ada
paling hanya rasa jengkel masing-masing aja. Yaa, jika disuruh bicara hal apa
yang membuat saya jengkel sama Nadia, jawabannya adalah karena Nadia yang
terlalu sering main-main. Padahal kita sedang serius ngomongnya. Dia nyengir
terus. Selain itu juga karena kami agak berbeda jika masalah kipas. Nadia sering
kepanasan dan suka hidupin kipas saat malam hari, sementara aku kedinginan dan
sakit perut kalau semalaman dihidupin kipas. Jadinya aku sering matiin kipas. Selain
dari itu, kami cukup dewasa dan bijak dalam menyikapi masalah.
Namun sore ini, kamar kosong. Tanpa pakaian Nadia. Tanpa buku-buku
maupun peralatan Nadia lainnya. Ada kue di atas meja ku. Kue ulang tahun Nadia
yang dihadiahi teman sekelasnya. Yap! Hari ini dia ulang tahun. Padahal aku
sudah menyiapkan sebuah kado untuk Nadia. Aku yang pagi tadi masih sempat
ketawa melihat Nadia berkemas, kali ini bungkam. Terasa ada yang hilang. Ku lihat
ada 1 baju Nadia yang tertinggal. Dress hitamnya tergeletak di atas kasur. Dan tanpa
aku inginkan, air mataku berkaca-kaca. Ah!! Aku tak suka kondisi ini. kondisi
dimana aku menjatuhkan air mata saat harus berpisah. Hey Nengsih?? Bukankah kamu
sudah terbiasa dengan sebuah perpisahan? Kenapa kamu masih saja mewek? Payah!!!
Sudahlah. Aku memang wanita yang mudah baper. Mudah menjatuhkan
air mata. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Dan aku, suatu saat nanti juga
pasti akan meninggalkan asrama tercinta ini. dan meninggalkan orang-orang yang
aku kasihi di asrama ini. begitulah hukum alam. Tidak akan ada yang berada di
titik yang sama secara terus menerus. Cepat atau lambat akan ada yang berubah. Ada
yang datang dan ada yang pergi. Semua akan menjemput takdirnya masing-masing. Langkah
kaki yang akan membawa kemana nasib membawa. Garis hidup yang telah Allah
takdirkan.
Ibarat sebuah film, kita hanyalah Aktor dalam naskah drama yang disutradarai oleh Tuhan. Dan Aktor hanya menjalankan peran terbaiknya dalam tiap scene
"Hati-hati di tempat yang baru, Dek.. jaga dirimu baik-baik.
Mbak hanya berpesan, jangan nyengir terus yee.. nanti gigimu kering. Hehee.. fokus
kuliah hingga selesai dan wujudkan keinginan orang tua".
Jika selama ini Mbak
belum sempat mengucapkan kata cinta secara langsung. Maka hari ini Mbak ucapkan
melalui Blog ini. “I Love You, Nadia. Adek Mbak. Mbak sayang Nadia karena Allah”.
Do’a Mbak menyertai Nadia. Tetaplah jadi wanita sholehah ya
Nad. Jangan mudah mengeluh dan buanglah rasa malas dalam hal apapun.
Kita yang pernah saling mengingatkan dalam ketaqwaan, semoga
silaturahmi ini tetap terjaga hingga nanti kita bisa bertetangga di surga. Aamiin
Ya Rabbal Alamin.
Maafkan nadia mba yaaa,nadia banyak salah.
BalasHapusSelama kita tinggal bersama nadia merasa banyak hal yg kita rasakan.ada suka ada duka,ada akur ada pula tak akur,namun yakinlah mba dibalik itu semua ada rasa cinta dan sayang yg tak pernah nadia perlihatkan dan ungkapkan secara langsung namun akan tetap ada didalam dada..love you to mba neng😘😘
Love you too sayangkuhh
Hapus