Sumber: Pedoman Bengkulu |
Assalamu’alaikum? Pada kenal dengan nama Ibu Fatmawati kan? Yapp.. tepat sekali. Beliau adalah salah satu putrid terbaik dari Bengkulu. Penjahit sang saka Bendera Merah Putih sekaligus ibu Negara pertama Indonesia.
Memperingati kelahiran Ibu Fatmawati ke 96 |
Pada tanggal 5 Februari kemaren, itu adalah hari mengenang kelahiran Ibu fatmawati yang ke 96 tahun. Nah kita dari Blogger Bengkulu pun beramai-ramai membuat twibbon kelahiran Ibu Fatmawati. Selain Twibbon, kita juga ada program nulis serempak dengan tema Ibu Fatmawati sekaligus juga nge-twit bareng dengan tema yang sama. Nahh aku pun juga tergerak hati ingin menulis tentang ibu fatmawati sesuai dengan pengetahuanku serta rangkuman dari berbagai sumber.
Fakta tentang Ibu Fatmawati
Ibu Fatmawati berorasi (Sumber: @serba_serbi.jadoel ) |
Ibu Fatmawati atau Fatimah ini merupakan seorang keturunan bangsawan di Bengkulu. Orang tuanya merupakan keturunan putri dari Indrapura. Selain itu ia juga merupakan putri dari seorang pengusaha dan tokoh Muhammadiyah. Karena Ayah nya merupakan tokoh Muhammadiyah, maka Ibu Fatmawati pun ikut aktif dalam organisasi Muhammadiyah. Yaitu NA atau Nasyiatu Aisyiyah Curup. Yang merupakan salah satu organisasi Otonom Muhammadiyah. Organisasi untuk para wanita muda Muhammadiyah. Ibunya bernama Siti Chodijah.
Sumber: @sabdaperubahan |
Di dalam buku Napas Tilas Sejarah Muhammadiyah Di Bengkulu karya Bang Hardi (Hardiansyah) dan Buya Salim (Salim Bela Pili), Ibu Fatmawati sering mengikuti konferensi-konferensi yang ada di luar Kota Bengkulu dan diberikan kesempatan oleh pengurus menjadi pembaca Al-Qur’an dalam konferensi di Kepahiyang. Sedangkan Konferensi Muhammadiyah di Kota Manna, Fatmawati sukses mendapatkan tepuk tangan yang gemuruh setelah menyanyikan lagu “als ik eens een vogeetje was, als ik eens een vissje was” (jika aku menjadi burung dan jika aku menjadi ikan) dengan suaranya yang sangat merdu.
Kisah Cinta Ibu Fatmawati dengan Bung Karno
Di dalam buku yang sama, saya pun juga mendapat info
mengenai kisah awal bagaimana pertemuan ibu Fatmawati dengan Bung Karno. Yahh..
bisa di bilang Ibu Fatmawati adalah orang ke-3 dalam rumah tangga Bung Karno.
Karena memang waktu itu Bung Karno telah memiliki seorang istri yang bernama
Ibu Inggit. Hanya saja saya belum menemukan fakta jika Bung Karno memiliki
keturunan bersama Ibu Inggit. Ada yang mengatakan salah satu aladan Bung Karno menikahi Fatmawati karena ia ingin memiliki keturunan.
Soekarno bersama Ibu Inggit (Sumber: @Ibuinggitgarnasih) |
Cinta segitiga di Anggut Atas dalam buku Napas Tilas Sejarah
Muhammadiyah Di Bengkulu
Bung Karno tiba di Bengkulu pertama kali pada
tanggal 14 Februari 1938. Dengan hangat rakyat dan tokoh-tokoh pergerakan
menyambutnya. Ia diletakkan di rumah milik orang Cina Tjang Tjang Kwat yang
menyalurkan barang-barang kebutuhan pokok untuk orang-orang Belanda. Sebagai
tokoh pergerakan tentulah Hassan Din ingin bertemu dengan Bung Karno dan
mengajaknya untuk bergabung dalam Muhammadiyah.
Tak hanya itu, Bung Karno juga
bersedia agar Fatma tinggal bersama keluarganya untuk meneruskan sekolah Fatma
yang berhenti di kelas 5 HIS Muhammadiyah.
Akhirnya Fatma bersekolah bersama dengan anak angkat Bung Karno, Ratna
Djoemi di sekolah Katolik, RK Vakschool Maria Purrisima. Hanya beberapa saat ia
tinggal bersama Bung Karno dan keluarga kemudian ia tinggal bersama neneknya.
Semakin hari Fatma tumbuh semakin cantik dan menjelma
menjadi gadis dewasa yang matang berfikir dan menjalani hidup. Hal ini
memberikan pesona tersendiri dalam diri Bung Karno. Bung Karno pun telah
memandang lain terhadap Fatmawati. Bukan lagi pandangan seorang guru terhadap
muridnya atau pandangan seorang Ayah terhadap Putrinya. Bung Karno diam-diam
menyimpan rasa cinta terhadap Fatmawati. Hal ini disadari juga oleh Ibu Inggit
Garnasih selaku istri sah nya dan Fatmawati sendiri. Hal ini kemudian memicu pertengkaran antara
Ibu Inggit dan Bung Karno.
Kisah cinta segitiga ini pun pada akhirnya berakhir
ketika Jepang masuk ke Indonesia dimana Bung Karno akhirnya dikembalikan ke
Jakarta. Akhir dari kisah ini, Ibu Inggit bercerai dengan Bung Karno dan Bung Karno menikahi Fatmawati. Kisah
cinta segitiga ini juga tak luput dari peran serta oej Tjeng Hien yang berusaha
menjadi juru damai Bung Karno dan Ibu Inggit yang juga berperan sebagai
pendengar curhatan Bung Karno dan Bu Inggit. FYI, Oey Tjeng Hien merupakan
salah satu Tokoh Muhammadiyah yang memiliki hubungan erat dengan Bung Karno.
Nah itu ya teman-teman kisah cinta antara Bung Karno, Bu
Inggit,dan Fatmawati. Jika ada yang keliru teman-teman boleh berkomentar di
bawah dan jika ada masukan atau informasi tambahan juga sangat dibutuhkan.
Terlepas dari kisah cinta mereka yang lumayan rumit, Bagaimanapun kita tetaplah
mengenal Ibu Fatmawati sebagai sosok penjahit bendera merah putih dan Bung
Karna sebagai Bapak Proklamator yang keduanya merupakan Pahlawan Negara dan Putra-Putri
terbaik bangsa. Semoga kita bisa meneladani keduanya. Aamiin..
Sebagai informasi tambahan, Ibu Fatmawati meninggal di Kuala
Lumpur, Malaysia pada usia 57 Tahun akibat serangan jantung ketika pulang dari
Umrah dan dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta.
Sekian, semoga bermamfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Wah kisah yang dilematis sekaligus belajar sejarah ya..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus