Hari Jum’at malam, Agil meminta ku untuk menemaninya makan pecel di luar. Dan dengan senang hati aku menemani adek yang begitu manja kepadaku ini. ia memaksaku untuk makan. Namun aku menolak karena posisi masih kenyang. Dan aku memilih untuk menunggunya saja. Ketika baru setengah ia makan, aku berniat untuk membayarnya. Dan mengambil dompet di jaket ku. Iya. Dompet tersebut aku letakkan di dalam jaket. Sengaja tidak bawa tas karena aku mikirnya kan cuma pergi sebentar dan dekat. Lagian jaket yang aku kenakan juga lumayan dalam kantongnya. Jadi aku merasa Aman.
Namun tatkala memeriksa kantong jaket, baru kusadari bahwa dompetku tidak ada. Lalu aku beritahu Agil dan kami mencari nya di warung itu. Namun tak ketemu. Lalu agil langsung berhenti makan dan kita sama-sama mencari. Nasinya kami titip dulu. Nanti di ambil lagi sekalian nasi yang aku bungkus. Kami mencari dengan hati-hati. Namun hingga sampai lagi di asrama, ia tak jua kami temukan. Dan lalu berbalik lagi ke tempat makan tadi sambil menajamkan mata. Namun tak jua ketemu. Badan ku lemes. Ya Allah.. cerobohnya aku. Setelah mengambil pesanan kami di warung tersebut, kami pulang lagi dan masih dengan mata yang terus mencari siapa tau ada dompetnya di semak-semak. Agil masih berusaha mencari sementara aku memilih untuk pulang. Air mataku kembali merebak. Langsung sebarkan info kehilangan. Minim sekali untuk bertemu secara logika. Karena ini di kota. Bisa saja langsung di ambil sama orang lain. Syukur kalau yang menemukan adalah orang baik. Namun jika tidak, maka ATM ku bisa saja langsung bajaknya. Dicocokkan dengan KTP.
Mengikuti saran salah satu kakak tingkat, aku langsung menelpon call center ATM ku yang hilang agar segera di blokir. Dan 1 kekhawatiranku sekarang sudah aman.
Esok harinya di sore hari, Aku kembali teringat dengan dompetku. Dompet yang didalamnya berisi kartu Mahasiswa, KTP, SIM, KIS aku dan Ibu, ATM, dll.. Siang tadi aku sudah berusaha sejenak melupakan. Seolah semua baik-baik saja. Meyakinkan diri bahwa ia akan kembali. Namun hatiku mulai merasa sedih. Ah Ya Allah.. baru saja siang nya aku kehilangan sesuatu yang juga tak kalah berharganya yang sudah membantu ku banyak selama kuliah, malam nya malah dompet ku yang hilang. Seolah masalah ini datang secara beruntun. Belum move on dari masalah yang satu, sekarang harus disedihkan lagi dengan kehilangan dompet. Sebegitu sayangnya Allah kepadaku.
baca juga: Dicegat
Aku kembali menangis. Menangis adalah caraku mengurangi sedikit beban di pundak tanpa harus menceritakan keluhanku kepada orang lain. Bahkan aku tak sanggup sholat maghrib berjamaah di lantai dasar khawatir nanti ditanya-tanya sama adek tingkat. Belum lagi karena aku malu dengan mata bengkak ku.
Aku ingin mengeluarkan semua keluhan yang aku rasa. Ketika shalat maghrib pun air mataku berjatuhan. Sebegitu cengengnya juga aku. Dan usai sholat maghrib aku berdo’a kepada Allah agar dompet ku ketemu kembali. Ditemukan oleh orang baik yang bersedia mengembalikanya kepadaku. Tak terbayang oleh ku berapa ribetnya mengurus semua surat menyurat itu. Ngurus SIM, KTP, Kartu mahasiswa, 2 buah ATM, belum lagi Kartu Indonesia Sehat milik ku dan Ibu. Ya Robbi..
Semua usaha sudah aku kerahkan. Membuat berita kehilangan yang aku broadcast di WA lalu di bantu lagi sama banyak teman WA yang lain untuk meng-share nya. Lalu mensharenya juga di Instagram dan di Facebook. Namun belum juga membuahkan hasil.
Menangis kepada Allah. curhat dan mengeluh hanya kepadanya. karena jika keluhan di utarakan ke media social, aku tidak ingin di anggap lebay akibat kehilangan ini. mungkin bagi aku itu berharga dan memusingkan kepala. Tapi bagi sebagian orang mungkin saja itu adalah hal yang biasa. Tinggal urus. Buat surat tanda kehilangan. Beres.
Dan tatkala usai curhat kepada Allah, menumpahkan air mata dan semua yang aku rasa, berdo’a di tengah sedikitnya kemungkinan dan harapan yang minim, aku lanjut menulis di Diary. Yapp.. aku masih menulis di Diary sesekali untuk mencurahkan isi hati yang sifatnya rahasia dan tidak ingin diketahui orang lain. Aku tak berminat untuk menulis rasa hati yang beredar masalah-masalah ini di blog. Dan setelah itu aku merasa sedikit lega. Menangis, berdo’a, curhat di diary, itu lah cara ku.
Usai nulis di diary, aku kembali membuka HP. Melihat chat di whatsapp sebentar lalu membuka FB. Meng-cek Forum Jual Beli Bengkulu. Barangkali ada yang menemukan lalu meng-share nya disana. Namun hasilnya nihil. Hanya iklan-iklan hp second. Dan aku membuka inbox. Ada 2 inbox fb yang masuk. 1 dari adek dan 1 nya lagi dari nama tak dikenal. Masyallah.. inbox itu dari orang yang menemukan dompetku. Sujud sukur Ya Allah.. benar kata orang. “Tiada yang lebih membahagiakan melainkan ketemu kembali dengan barang-barang yang selama ini kita cari”.
Dan dengan segera aku mengajak Agil menjemput dompet tersebut sesuai dengan alamat yang ia berikan. Rumahnya masuk gang depan PDAM dan dengan segera kami temukan rumah nya. Ternyata adek itu baru masuk SMK. Dia baru selesai ospek. Ia menemukan dompet ku di depan RS. M. Yunus. Tiada kata lain yang bisa aku berikan selain dari terimakasih dan do’a tulus semoga semua urusannya dimudahkan oleh Allah, rezkinya lancar, cita-citanya tercapai, dan keluarganya bahagia selalu.
Terimakasih Ya ALLah. Maha Baik. Engkau memberi masalah untuk melihat seberapa sabarnya kita menghadapi masalah tersebut. Benar firman-Mu. “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu”.
Pesan yang ingin aku sampaikan disini adalah, berdo’alah selalu kepada Allah. tiada yang tak mungkin bagi Allah. karena do’a adalah senjatanya kaum muslimin.
Semoga bermamfaat.
Alhamdulillah ya.... yang hilang telah kembali 😀😀 biasanya yang hilang akan terganti dan yang patah akan tumbuh *eh
BalasHapusLagu apa puisi itu? Wkwk
HapusAlhamdulillah, semua atas ijin dan sayangnya Allah SWT Pada hambanya yang sholehah 😍
BalasHapusAlhamdulillah mbak
HapusAlhamdulillah ya Neng,,sepakat dengan pesannya; berdo'alah selalu kepada Allah. Dan Allah sendiri bahkan sudah berjanji, berdoalah kepadaKU, niscaya akan Kukabulkan.
BalasHapusTepat sekali pak.. 😄
HapusUntung yang nemuinnya orang baik. Banyak-banyak bersyukur neng, hehe.
BalasHapusSetuju mbak . Msih banyak org baik d dunia ini .😍😇
HapusSubhanallah, asli keren orang yang nemuin dompetnya. berani jujur
BalasHapusIya mbak.. Masyallah
HapusMasih rezeki dompetnya neng. Akan kembali lagi kepada pemiliknyaaa
BalasHapusIya mbak .Msih reski. Hehe
HapusAlhamdulilah ya dek dompet dan isinya kembali lagi. Aku juga pernah kehilangan dompet, yang ribet itu ngurus segala macam perkartuan yang hilang
BalasHapusBetul banget mbak .Huhuu
HapusSaat kejadian seperti ini kita mesti ingat bahwa kapanpun dan dimanapun kita harus tetap berbuat baik. Sebab kebaikan itu akan berguna saat kita kesusahan. Alhamdulillah dompet nengsih ketemu.
BalasHapusSetuju mbak. Alhamdulillah ..
HapusAlhamdulillah masih rezeki Dek Neng sama dompetnya. Masih banyak orang baik ya dek. :)
BalasHapusIya mbak. Hehee. .Alhamdulillah
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPesan gue jangan lagi taruh dompet di kantong jaket dan jangan nolak kalau di ajak makan wkwkwk
BalasHapus