Assalamualaikum wr.wb
Apa kabar ni teman-teman? Sudah beli baju lebaran kah? Upsss…hehee
Meski pada sibuk dengan pernak pernik lebaran, namun ibadah tetap harus diprioritaskan yaa.. sangat baik jika kita lebih memilih untuk meramaikan pasar, swalayan, mall dan pusat perbelanjaan lainya ketimbang meramaikan masjid untuk ibadah.
10 Malam Terakhir
Nggak terasa ya kita udah berada di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Ahh.. . ada 2 rasa yang kita rasakan.
Pertama, bahagia karena kita akan bertemu dengan hari kemenangan. Hari raya idul fitri setelah 1 bulan penuh kita menahan lapar dahaga dan semua sifat buruk selama bulan ramadhan.
Kedua, sedih. Karena kita akan berpisah dengan bulan yang penuh kemuliaan penuh keberkahan, dimana ampunan Allah terbuka luas, Pahala berlipat ganda, pintu neraka ditutup dan setan di belenggu. Tiada yang menggoda kita. hanyalah nafsu yang menjadi lawan kita di bulan ini.
Yaa.. tak bisa ku pungkiri, aku sendiri merasa bahagia akan menyambut harikemenangan yang tinggal beberapa hari lagi ini. namun tak bisa di pungkiri juga ada rasa sedih di hati. Bulan ramadhan akan segera berlalu. Ntahlah.. aku melihat ramadhan akan segera pergi. Sementara kita semua belum tentu bisa memamfaatkan bulan ini dengan sebaik dan semaksimal mungkin.
Ya Ramadhaann.. Ya Ramadhaan.. aku akan segera merindukanmu kembali. Semoga di tahun yang akan datang kita akan segera bersua lagi. Aaminn..
Hmm.. di 10 malam terakhir semua berburu pahala dan ibadah kepada Allah. dimana pada 10 malam terakhir ini lah malam lailatul qadr lebih besar kemungkinan untuk datang. Malam itu, malam yang lebih baik daripada 1000 bulan.
Siapa Yang Meraih Malam Lailatur Qadr?
Ini pertanyaan yang rasanya ingin sekali kita tau apa jawabanya. Dan berharap sekali kitalah salah satu orang yang mendapat kan malam terbaik itu. Apakah yang memperoleh itu adalah orang yang paling banyak ibadahnya? Paling rajin ibadahnya? Ataukah orang-orang pilihan yang tidak kita duga sedikitpun.
Saya punya sebuah cerita. Cerita ini sebelumnya dituturkan oleh Bang Nover. Yaitu Imam di asrama kami pada waktu beliau mengisi kultum taraweh. Ceritanya kira-kira begini,
Ada seorang nenek yang sudah tua sekali namun ia tetap bekerja dengan berjualan pisang. Ketika beliau berjualan pisang, ada seorang lelaki yang baru saja pulang dari masjid dan mengendarai mobil melihat nenek ini yang jualan. Lalu beliau berhenti dan bertanya,
“Kenapa Nenek masih jualan? Nenek kan sudah tua. Harusnya Nenek berhenti bekerja. Istirahat saja di rumah, dan banyak-banyak beribadah”, tutur lelaki itu.
Nenek itu menjawab, “Saya menghidupi anak-anak jalanan, Nak. Jadi saya harus bekerja untuk memberi makan mereka”.
Singkat cerita akhirnya lelaki ini merasa salut dengan nenek ini lalu beliau memborong semua pisang yang nenek itu jual.
Dan ketika dia membayar pisang, uang yang ia bayarkan itu tidak ada kembalian. Namun si Nenek lalu menukarkan uang itu untuk membalikan uang pemuda tersebut. Meskipun awalnya pemuda itu sudah mengatakan tidak usah dikembalikan. Ketika Nenek itu pergi mencari tukaran uang, lelaki itu pun pulang ke rumahnya tanpa menunggu Nenek itu kembali.
Dan keesokan harinya, lelaki ini datang lagi ke tempat Nenek itu jualan. Namun ia tidak menemukan Nenek disana. Akhirnya ia pun bertanya kepada pedagang lain yang juga berlapak di samping lapak Nenek.
“Maaf Bu, Menek yang jualan disini kemaren itu dimana ya, Bu?”, tanyanya
“Dia hari ini nggak jualan, Nak. Oya, kamu yang kemaren kesini memborong pisang nenek itu ya?”, Tanya Ibu itu kemudian.
“Iya, Bu” jawab lelaki itu
“MasyAllah, Nakk.. nenek itu bahagia sekali kemaren. Ia bahkan sujud syukur. Dia fikir dia telah mendapatkan Lailatul Qadr”, kata ibu itu.
Kemudian lelaki itu pulang dengan pelajaran yang sangat membekas pada dirinya. Bahwa malam Lailatul Qadr tidak mesti harus didapatkan dengan memaksimalkan 10 malam terakhir itu saja. Dengan berdiam diri di masjid untuk ibadah. Seperti nenek ini, dia bekerja untuk membantu orang lain yang lebih membutuhkan. Dan itu merupakan perbuatan yang sangat mulia.
Masyallah.. kita memang tidak tau kapan malam Lailatul Qadr itu datang dan siapa saja yang bisa mendapatkanya. Tugas kita adalah beribadah dengan sebaik mungkin sejak dari awal Ramadhan hingga akhir ramadhan. Tidak hanya di 10 malan terakhir saja lalu mengabaikan 20 malam sebelumnya. Wallahualam Bish Shawwab
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung dengan mendapatkan malam yang lebih baik daripada malam 1000 bulan. Aaminn ya Rabbal Alamiinn..
Wassalamu’alaikum wr. wb
Apa kabar ni teman-teman? Sudah beli baju lebaran kah? Upsss…hehee
Meski pada sibuk dengan pernak pernik lebaran, namun ibadah tetap harus diprioritaskan yaa.. sangat baik jika kita lebih memilih untuk meramaikan pasar, swalayan, mall dan pusat perbelanjaan lainya ketimbang meramaikan masjid untuk ibadah.
10 Malam Terakhir
Nggak terasa ya kita udah berada di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Ahh.. . ada 2 rasa yang kita rasakan.
Pertama, bahagia karena kita akan bertemu dengan hari kemenangan. Hari raya idul fitri setelah 1 bulan penuh kita menahan lapar dahaga dan semua sifat buruk selama bulan ramadhan.
Kedua, sedih. Karena kita akan berpisah dengan bulan yang penuh kemuliaan penuh keberkahan, dimana ampunan Allah terbuka luas, Pahala berlipat ganda, pintu neraka ditutup dan setan di belenggu. Tiada yang menggoda kita. hanyalah nafsu yang menjadi lawan kita di bulan ini.
Yaa.. tak bisa ku pungkiri, aku sendiri merasa bahagia akan menyambut harikemenangan yang tinggal beberapa hari lagi ini. namun tak bisa di pungkiri juga ada rasa sedih di hati. Bulan ramadhan akan segera berlalu. Ntahlah.. aku melihat ramadhan akan segera pergi. Sementara kita semua belum tentu bisa memamfaatkan bulan ini dengan sebaik dan semaksimal mungkin.
Ya Ramadhaann.. Ya Ramadhaan.. aku akan segera merindukanmu kembali. Semoga di tahun yang akan datang kita akan segera bersua lagi. Aaminn..
Hmm.. di 10 malam terakhir semua berburu pahala dan ibadah kepada Allah. dimana pada 10 malam terakhir ini lah malam lailatul qadr lebih besar kemungkinan untuk datang. Malam itu, malam yang lebih baik daripada 1000 bulan.
Siapa Yang Meraih Malam Lailatur Qadr?
Ini pertanyaan yang rasanya ingin sekali kita tau apa jawabanya. Dan berharap sekali kitalah salah satu orang yang mendapat kan malam terbaik itu. Apakah yang memperoleh itu adalah orang yang paling banyak ibadahnya? Paling rajin ibadahnya? Ataukah orang-orang pilihan yang tidak kita duga sedikitpun.
Saya punya sebuah cerita. Cerita ini sebelumnya dituturkan oleh Bang Nover. Yaitu Imam di asrama kami pada waktu beliau mengisi kultum taraweh. Ceritanya kira-kira begini,
Ada seorang nenek yang sudah tua sekali namun ia tetap bekerja dengan berjualan pisang. Ketika beliau berjualan pisang, ada seorang lelaki yang baru saja pulang dari masjid dan mengendarai mobil melihat nenek ini yang jualan. Lalu beliau berhenti dan bertanya,
“Kenapa Nenek masih jualan? Nenek kan sudah tua. Harusnya Nenek berhenti bekerja. Istirahat saja di rumah, dan banyak-banyak beribadah”, tutur lelaki itu.
Nenek itu menjawab, “Saya menghidupi anak-anak jalanan, Nak. Jadi saya harus bekerja untuk memberi makan mereka”.
Singkat cerita akhirnya lelaki ini merasa salut dengan nenek ini lalu beliau memborong semua pisang yang nenek itu jual.
Dan ketika dia membayar pisang, uang yang ia bayarkan itu tidak ada kembalian. Namun si Nenek lalu menukarkan uang itu untuk membalikan uang pemuda tersebut. Meskipun awalnya pemuda itu sudah mengatakan tidak usah dikembalikan. Ketika Nenek itu pergi mencari tukaran uang, lelaki itu pun pulang ke rumahnya tanpa menunggu Nenek itu kembali.
Dan keesokan harinya, lelaki ini datang lagi ke tempat Nenek itu jualan. Namun ia tidak menemukan Nenek disana. Akhirnya ia pun bertanya kepada pedagang lain yang juga berlapak di samping lapak Nenek.
“Maaf Bu, Menek yang jualan disini kemaren itu dimana ya, Bu?”, tanyanya
“Dia hari ini nggak jualan, Nak. Oya, kamu yang kemaren kesini memborong pisang nenek itu ya?”, Tanya Ibu itu kemudian.
“Iya, Bu” jawab lelaki itu
“MasyAllah, Nakk.. nenek itu bahagia sekali kemaren. Ia bahkan sujud syukur. Dia fikir dia telah mendapatkan Lailatul Qadr”, kata ibu itu.
Kemudian lelaki itu pulang dengan pelajaran yang sangat membekas pada dirinya. Bahwa malam Lailatul Qadr tidak mesti harus didapatkan dengan memaksimalkan 10 malam terakhir itu saja. Dengan berdiam diri di masjid untuk ibadah. Seperti nenek ini, dia bekerja untuk membantu orang lain yang lebih membutuhkan. Dan itu merupakan perbuatan yang sangat mulia.
Masyallah.. kita memang tidak tau kapan malam Lailatul Qadr itu datang dan siapa saja yang bisa mendapatkanya. Tugas kita adalah beribadah dengan sebaik mungkin sejak dari awal Ramadhan hingga akhir ramadhan. Tidak hanya di 10 malan terakhir saja lalu mengabaikan 20 malam sebelumnya. Wallahualam Bish Shawwab
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung dengan mendapatkan malam yang lebih baik daripada malam 1000 bulan. Aaminn ya Rabbal Alamiinn..
Wassalamu’alaikum wr. wb
Iyah cepat sekali waktu berlalu. Udah mau habis ramadan dan datang lebaran. Moga tahun ini kita ga jadi orang yang merugi
BalasHapusAaminn
HapusIya dek Neng, perasaannya campur aduk. Seneng tapi sedih. Sedih tapi seneng. Semoga masih bisa berjumpa dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin ^^
BalasHapusSemoga Allah pertemukan kita dengan ramadan tahun depan...Aamiin
BalasHapusBener juga tuh si nenek, menunggu malam lailatul qadar bukan berarti ga kerja, mantab
BalasHapusSebuah inspirasi yang bisa kita contoh
BalasHapus