Assalamu’alaikum
teman-teman, kali ini aku mau mereview tentang film yang baru aja launching.
Yaitu 212 The Power Of Love. Sebelum cerita 212 The Power Of Love, aku
mau cerita tentang The Power Of Nonton Film 212 The Power Of Love dulu
yak. Agak rancu nggak sich bahasany? Wkwkk..
JADI GIMANA POWERNYA??
Jadi ceritanya emang udah
lama nich pengen nonton film ini. Sebuah film yang diangkat dari kisah 212 tahun
2016 lalu, ketika kitab suci Al-Qur’an dinistakan. Trailer-trailernya aku juga
tonton di akun instagram 212 The Power Of Love. Dan sudah jauh-jauh hari
ngerencanain buat wajib nonton. Sampai-sampai ketika ada temen yang mau ajak
nonton bioskop film-film yang lagi booming, aku cuek aja. Dan jawab, “Aku
nuggu film 212 aja”. Hehehh.. (padahal kantong lagi nggak mendukung juga
waktu itu. Wkwk).
tiket yang dibeli di 212 mart |
Tapi tak lama ada yang nawari tiket juga di grup whatsapp karena teman nya nggak jadi nonton. Akhirnya aku Whastapp dosen terlebih dahulu untuk menanyai masuk apa nggak hari ini. Dan disini aku melangkahi tugas komti. Hihii.. mf pak Komt, kan dirimu juga nggak ada kuota, hingga kami dapat info telat terus. Wkkw.. dan alhamdulillah juga malah ternyata tidak masuk. Pas banget. #Horeee..
Dan musibah terjadi. Jam nonton nya yaitu 12.45 WIB. Tapi, aku harus menyerahkan sebuah surat tanda tangan penting dulu ke dosen sebelum berangkat. Dan ternyata kertasnya hilang. Ya Allah.. aku panik banget. Perasaan tadi ada di tas. Tapi koq dalam hitungan detik sudah nggak ada lagi. Sementara jadwal nonton bentar lagi mulai. Aku bongkar-bongkar isi tas dan ke kamar nggak nemu juga. Balik lagi ke ruangan kuliah tadi nyari kertasnya nggak juga nemu. Ya Tuhann stresss akuu.. akhirnya tangisan pun pecah. #DasarCengeng. Hahhah..
Aku nangis Karena aku mikirnya dosen kami udah jauh-jauh tu, dari kampus 1 ke kampus 4 Cuma buat ambil kertas itu. Kertas yang penting banget. Akhirnya dengan bantuan Yuk Eti, security asrama kami yang baik hati, kami balik lagi ke ruang tadi. Dan disaranin sama Yuk Eti nyari di tempat sampah. Dan Alhamdulillah ketemu lagi. Ini asli kecorobohanku. Karena tadi bersih-bersih tas, dan buang kertas-kertas yang nggak penting dan kertas yang penting itu juga ikut terbuang. Huffttt… akhirnya setelah sholat dzuhur, ngebutlah berangkat ke XXI Bencoolen Mall buat nonton. Akhirnya kesampaian juga dachh.. padahal sempat mikir buat batal aja nonton. Meski pun sudah terlambat 5 menit buat nonton, it’s not problem..
PERJALAN CINTA 300 KM
Yak, nobar kita ini
merupakan salah satu acara kopdarnya dari KS 212 Mart Bengkulu. Dan aku
sendirian berangkat. Nggak kayak biasanya selalu ada temen yang nemani. Tapi
pas di lokasi juga ada koq yang dikenali. Setidaknya nggak kikuk sendiri. Hehee..
baca juga: 212 mart, awal kebangkitan umat
Aku menonton film ini dengan sangat serius tapi santai juga. Sebuah film yang menceritakan tentang bagaimana perjuangan warga Ciamis yang berjalan sejauh 300 kilometer menuju Monas Jakarta untuk ikut aksi damai bersama masyarakat Indonesia lainya dari berbagai daerah. Mereka berangkat dengan biaya pribadi tanpa ada unsur politik di dalamnya. Apalagi issue makar. Nggak sama sekali. Sebuah keberangkatan untuk aksi karena cinta kepada sesama, kepada Al-Qur’an, dan kepada Allah SWT. Jangankan untuk bersikap anarkis atau membuat ricuh, untuk menginjak rumput saja meraka tidak. Mereka membuktikan bahwa islam adalah agama yang damai dan cinta damai.
KEKUATAN CINTA ANAK DAN AYAH
Selain dari kisah
perjalanan 300 meter tersebut, film yang disutradarai oleh Justin Arimba
sekaligus juga sebagai produsernya, dan dibantu oleh Imam Saptono, Oki
Setiana Dewi, dan Co Produser yaitu Ustadz Erick Yusuf ini juga
menceritakan tentang kisah Rahmat yang merupakan anak seorang Kiai
terpandang. KH. Zainal. Namun, mereka sering kali bersitegang sehingga banyak
sekali cekcok yang terjadi. Meski ayahnya Ustadz, namun Rahmat justru menjadi
seorang jurnalis yang skeptic terhadap Islam. Bahkan pernah menulis artikel
yang memojokkan Islam. Padahal ia sendiri Islam. Namun, meski mereka
bersitegang, kasih sayang tetaplah ada di hati mereka. Hanya saja karena ego
masing-masing, mereka tidak mampu mengungkapkan cintanya.
Dan akhirnya si skeptic ini terjebak ke dalam perjalanan aksi damai 212, karena rasa ibanya kepada bapaknya yang tetap ingin berjalan 300 kilometer padahal Bapaknya sudah tua dan sakit-sakitan. Ia memilih menemani Bapaknya dan melindunginya meski sudah berkali-kali membujuk Bapaknya untuk tidak ikut aksi.
Lantas apakah yang terjadi selanjutnya? Apakah si skeptic ini akan tetap membenci Islam dan tetap bersitegang dengan Bapaknya yang tua? Lalu bagaimana dengan kisah antara Rahmat yang skeptic dengan wanita yang sholehah yang telah merawat ibunya hingga wafat? dan apa saja yang terjadi ketika aksi damai 212? Tonton aja yaa kalo penasraan. Hehhee
Pokoknya aku puas banget dengan film ini. Film yang memberikan banyak pelajaran dalam kehidupan kita. Film yang dikemas sedemikian rupa, tidak selalu seius, tapi juga bahkan mengundang tawa bagi kami yang nontonya di bioskop kemaren itu. Film yang menceritakan bagaimanan kasih sayang anatar Bapak dan Anak lelakinya karena kesalahfahaman, bagaimana kecintaan manusia kepada Rabb-nya, bagaimana toleransinya islam, bahkan disaat pasangan yang mau menikah di Katedral saja yang harus melewati sekelompok peserta aksi, mereka memberikan jalan untuk pengantin lewat. Masyallah. Islam memang benar-benar agama yang Rahmatan Lil Alamin..
Mungkin ini saja yang
dapat aku sampaikan. Semoga bisa membuat teman-teman makin penasaran yaa.
Hehee.. wajib nonton pokoknya. kita dukung film-film yang kayak gini. (Sedikit maksa. Hihii).
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jadi kepengen nonton nih....masih ad GK yah tiketnya skrang 🤔
BalasHapusuntuk hari minggu mash ada lagi mbak..
HapusThe power of love by Allah is true love in our life.... Hehhee, udah kayak orang bisa bahasa inggris belum..???
BalasHapussudah kak. hehee
HapusSeru banget yaa...
BalasHapusBelum sempat juga ni Nonton
Hyyuukk tonton mbx.
HapusAku juga belum nonton. Baca review-nya aja udah merinding kalau nonton bisa mewek
BalasHapusIya mbc.. Aku jga mewek nontonya..
HapusSaya nonton sekeluarga. Senang banget. Anak2 juga asik dan riang
BalasHapusSeru daonk mbx.. Rame2..😃
Hapuswah.. seru ya filmnya. Sayang kemaren aku ga ikutan nobar karena ada kerjaan. Sukses terus untuk per-film-an Indonesia
BalasHapusKeren ya kalo sebuah film punya banyak kandungan nilai moral. Nonton tidak sia-sia deh. :)
BalasHapusWah, hits nih film ini, tapi mbak belum nonton. Hehe
BalasHapus