Screenshoot Video |
Assalamu’alaikum wr.wb
Hem.. ditahun-tahun
politik kayaknya banyak kejadian yaaa.. yang mau bikin heboh, bikin viral,
menarik perhatian, cari sensasi, dll.. apakah bu Sukmawati Soekarno Putri ini
juga termasuk ke salah satu itu? Jika ia, tepuk tangan dech buk, anda berhasil
membuat heboh sejagat Indonesia. Umat Islam tepatnya. #BuangIngus.
Holaa teman-teman,
bingungkah apa yang aku bilang? Atau kaget? Plis jangan kaget. Jangan kudet
yaa.. atau jangan pura-pura nggak peka. Itu lohh.. Bu Sukmawwati, putrinya
proklamator kita, tega membaca puisi yang mengandung unsur SARA. Kenapa SARA?? Karena
beliau dengan jelas mengatakan bahwa sari kode ibu Indonesia lebih cantik
ketimbang cadar dan mengatakan bahwa suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok
dan lebih merdu dari Azan. Naudzubillah buk.. kenapa sekejam dan sesadis itu
kata-kata ibu?? Aku bahkan merinding ngeri mendengar puisi ibu yang tersebar di
grup-grup WA dan youtube. Bagaimana jika Allah murka dengan dirimu??
Bu Fatmawati, Ibu
Indonesia, sang Putri Bengkulu yang merupakan putri dari Hassan Din, seorang
tokoh Muhammadiyah pasti akan sedih sekali jika melihat putrinya berkata
seperti itu. Sari kondenya dibanding-bandingkan dengan cadar, dan kidung nya di
bandingkan dengan suara adzan. Ya Rabbi.. semoga Allah memaafkan mu, Bu Sukma. Nenek
yang sudah berusia senja, namun tak sadar akan usia. Kita hidup di Indonesia
Bu, sudah terbiasa dengan perbedaan. Wanita bercadar tidak mengusik
mereka-mereka yang bersari konde. Lantas, kenapa ibu Sukma malah mengusik
wanita bercadar? Miris!
pict by: pixabay |
Bisa kita baca di situs
internet, bahwa Ibu Sukma menapikkan bahwa ia menyinggung unsur SARA. Ia bilang
itu hanyalah sebuah puisi semata. Ya Rabbi.. tapi kenapa harus bawa-bawa agama
sich, Bu?? Benar kata salah satu rekan saya, Andi, di salah satu grup Mahasiswa
UMB, yang mana ia mengutip salah satu ayat Alqur’an di dalam QS. At-Taubah ayat
65-66:
“Dan jika kamu
tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka
akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main
saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah , ayat-ayat Nya dan Rasul-Nya jau
selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir
sesudah beriman.”
Tepat sekali. Ayat ini
pas sekali dengan apa yang sudah ibu Sukma lakukan. Bu, jika agama kau
permainkan, kau anggap puisi itu hanyalah sebuah karya yang menghibur, ingatlah
Bu, bahwa murka Allah tidak main-main. Jangan sampai.
Kami para aktivis dakwah,
para ustadz dan ulama, serta semua masyarakat islam tentunya, menyarankan ya
buu.. jika Ibu tidak tau syariat Islam, mending diam saja bu. Nggak usah banyak
omong. Apalagi bikin puisi kontroversi itu dan membacanya di acara besar.
Jika tidak tau syariat
Islam, kita belajar aja yok, Bu, belajar syariat Islam yang benar. Siapa tau
nanti setelah belajar syariat Islam, ibu jadi tergugah untuk memakai cadar. Aamiinn..
Dan sekarang, tentu saja
kasus ini berlanjut. Apakah nasib Bu Sukma akan sama seperti kasus Ahok kamaren?,
penistaan agama yang berujung jeruji besi, kita lihat saja nanti. Yang jelas
umat Islam tidak akan tinggal diam. Semoga Allah memberi hidayah kepadamu bu,
dan segeralah minta maaf kepada umat Islam. Dan kepada Allah swt tentunya. Itu pun
jika engkau masih beragama Islam. Jika tidak, wajar!!, eh maaf bukan wajar. Karena
banyak di luar sana yang bukan agama Islam, tapi mereka menghargai perbedaan
agama ini. Ntahlah, begiu banyak yang menyudutkan umat Islam. Memang benar kata
ustadz Zulkifli kemaren, pada cermahnya menegenai tragedi akhir zaman, manusia akan dibedakan menjadi 2. Yaitu
orang beriman dan orang munafik. Apakah ibu Munafik? Wallahualam. Semoga kita
semua terjauh dari sidat buruk itu. Aaminn..
Sekian dan terimakasih.
Bagi yang belum tau puisi
Ibu Sukmawati, berikut Puisi lengkapnya
Ibu Indonesia
Aku tak tahu
Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik
dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya
sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu
Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan
asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu
dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi
helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah
Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak
dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia
dan kaumnya.
lanjutkan ,terus berkarya sahabat ku
BalasHapusTerimakasih sahabat.. Dirimu pun begitu.. 😇
HapusBarkallah Dinda..
BalasHapus