Pagi ini, aku bangun
lebih awal, tak biasanya. Karena biasanya aku lebih sering kesiangan. Tapi,
Alhamdulillah masih bisa untuk solat subuh. Seperti biasa, usai melaksanakan
solat, aku beres-beres rumah. Rumah kecil milik orang tua yang menjadi istana
kami. Sederhana tapi istimewa.
Setelah beres-beres, aku
bersantai. Masih pukul 07.10 pagi. Rencana hari ini mau ngantar ibu ke pasar.
Sambil menunggu waktu, aku buka akun facebook. Ada sebuah aplikasi
tebak-tebakan disana yang saat ini lagi viral dimainkan oleh netizen facebook.
Aku iseng memainkanya dengan log in melalui facebook terlebih dahulu. “Siapakah
orang yang selalu ada untuk mu disaat kamu membutuhkan?” pertanyaan yang
membuatku penasaran. Dan ternyata nama yang keluar adalah nama sahabatku, ia
adalah Rani. Sahabat yang memang benar-benar ada saat aku membutuhkan. Aku tak
percaya dengan games ini. Bagiku ini hanya games semata. Nggak lebih. Karena
kalau kita percaya nanti malah terjebak ke dalam syirik. Naudzubillah.. tapi
untuk yang 1 ini memang benar adanya, dia(sahabatku) adalah orang penting
bagiku.
Fikiranku jadi melayang
teringat masa-masa sulit ketika aku terpuruk 6 tahun silam. Ketika aku
dinyatakan mengindap penyakit Leukimia, aku benar-benar down. Sekolahku amburadul. Terus bolak-balik dari
rumah ke rumah sakit. Dan Rani, sahabatku itu, ia selalu setia menemaniku. Tak
jarang ia menginap dirumahku. Tentunya dengan seizin orang tuanya. Iya, kami
memang telah bersahabat sejak kecil karena ibuku dan ibunya juga bersahabat.
Tapi aku merasa telah
berkhianat dengannya. Dulu kami pernah berjanji untuk focus dengan masa depan.
Tidak dulu mikirin soal cowok dan harus berani nyingkirin smua penghalang kita
dalam menempuh pendidikan. Tapi sekarang, kami telah terpisah. Ia kuliah di Yogjakarta
dan orang tuanya pun juga pindah. Namun meski begitu kami tetap saling
komunikasi. Baik melalui telpon maupun
melalui media social.
Beriring waktu, 7 bulan
setelah aku ditinggalkan Rani, sahabatku, ada seseorang yang selalu mengisi
hariku dengan canda tawa.
Namanya Randi, lelaki
yang selama ini dekat denganku. Bahkan sangat dekat. Kami tidak pernah pacaran
karena memang tidak ada kata jadian dalam menjalani hubungan kami yang dekat
ini. Sebenarnya Randi ini menaruh hati padaku, menurut pengakuan dia, ia sudah lama mengagumiku. Randi ini adalah
teman seangakatanku ketika masih SMA. Dulu dia pernah mengungkapkan perasaanya
melalui Rani bahwa ia menyukaiku. Namun saat itu ia tak ku gubris. Apalagi
setelah aku tau ternyata Rani menyukai Randi. Aku tidak ingin menyakiti hati
sahabatku yang paling baik ini.
Tapi perhatian Randi
padaku begitu besar. Apalagi skrang kami kuliah di kampus yang sama dan
fakultas yang sama. Jadi hanya beda jurusan. Ia sering mengajak ku makan
bareng, pulang bareng, terus mengerjakan tugas juga bareng. Maklum.. di
awal-awal kuliah kami memang banyak mata kuliah yang sama. Sehingga kami pun
juga sering belajar bareng. Di kelas hanya Randi temanku yang paling dekat.
Kami memang hanya sebatas teman. Namun, dengan terus berjalan nya waktu dan
dengan banyak nya hari dan kegiatan yang kami lalui bersama, perasaan sayang ku
itu mulai tumbuh. Dan aku juga telah
mengatakanya pada Randi. Tidak ada kata jadian untuk memulai hubungan seperti
tak ada kata putus untuk mengakhirinya.
Iyaa.. kedekatan kami
telah berkahir. Aku yang telah mengakhirinya.. mungkin bagi randi aku ini
kejam. Karena memutuskan hubungan ini disaat ia memang lagi sayang-sayangnya
dengan aku. Maafkan aku Randi, ini demi kebaikan bersama. Selain karena aku
merasa telah mengkhianati Rani, namun lebih dari itu karena aku ingin
memperbaiki diriku terlebih dahulu.
Beberapa hari setelah aku
mengakhiri hubungan kami aku mengirim ia sebuah surat lalu setelah itu aku
menghilangkan semua kontaknya. Bukan bermaksud untuk memutus tali silaturahmi,
namun karena aku tau Randi akan selalu menghubungiku dan itu akan membuat aku
sulit untuk melupakan nya. Meski kami 1 fakultas namun aku selalu berusaha
menghindar darinya. Mungkin ini menyakitkan. Tapi ini yang terbaik untuk kita.
Di dalam surat itu kurang
lebih aku menulis nya seperti ini:
Teruntukmu yang pernah
mengisi hari-hariku..
Randi, maafkan aku
jika harus kuakhiri kedekatan kita. Mungkin ini berat bagimu, juga bagiku. Tapi
aku yakin kita pasti bisa melewati ini semua. Terimakasih untuk kebersamaan dan
perhatianmu selama ini.
Jika kau Tanya apa
alasanya? Alasanya aku ingin sendiri dulu dan memperbaiki diri menjadi wanita
yang lebih baik. Aku ingin hijrah, aku berharap kamu pun juga begitu nantinya. Aku ingin memperbaiki diriku agar bisa
mendekatkan diriku dengan Allah. Mencintai Allah melebihi orang yang aku
cintai. Mencintai sang Khalik melebihi Makhluknya. Menjadi orang yang pantas
utuk dicintai oleh lelaki yang juga mencintai Allah. Aku ingin dipertemukan
oleh seorang lelaki yang melabuhkan cintanya kepada Allah. Dan suatu saat nanti
bila kami bertemu, maka ia pun juga akan mencintai aku karena cintanya kepada
Allah.
Aku ingin memantaskan
diri, Rand, memantaskan diriku untuknya kelak. Agar ia tidak menyesal karena
telah milih aku untuk menjadi pendamping hidupnya.
Dan jika kau
tanyakan apakah aku mencintaimu?? Yaa..
aku memang benar-benar mencintaimu selama ini. Semua rindu itu benar adanya.
awalnya memang tidak. Tapi lama-kelamaan aku benar-benar jatuh hati padamu.
Apakah Engkau tau
siapa yang aku inginkan untuk menjadi pendampingku kelak?? Orang itu adalah
kamu. Jika boleh aku meminta kepadamu, aku ingin kamupun juga berubah seperti
yang dulu pernah kamu katakan padaku. Kamu ingin menjadi laki-laki yang baik,
yang soleh dan mapan agar bisa membahagiakan kedua orang tuamu dan menjadi
teladan bagi adek-adekmu..
Randi, lelaki yang
selalu kurindu namun ku tak ingin berjumpa denganmu. Kamu kusebut dalam do’aku.
Meski hati kecil ku berkata aku ingin kamu, namun do’aku semoga aku dan kamu
diberikan yang terbaik oleh Allah.. anggap saja perhatian dan kebersamaan kita
kemarin adalah hadiah dari pertemuan kita.
Suatu saat nanti jika kamu sudah merasa lebih baik, dan sudah mapan dan
siap menghadapi semuanya, maka temuilah aku. Temui aku jika aku masih sendiri.
Temui aku jika memang rasa itu masih sama. Allah yang membolak-balikan hati
kita, kita hanya bisa berdo’a smga hati ini tetap dalam iman dan nama yang
sama. Maafkan jika aku tak lagi menghubungimu. Namun, jika ada perlu kamu bisa
menghubungiku melalui akun facebook ku.
Kita berpisah Karena
Allah, smga nanti kita juga berjumpa karena Allah.
Semoga kita
dipertemukan lagi oleh Allah dalam hubungan yang lebih diridhoinya. Aamiinn…
Dari orang yang ikhlas
melepasmu
Yahh… surat itu aku tulis
tepas 1 tahun kami kuliah. Jadi hanya beberapa bulan saja kami dekat. sejak saat itu aku tak lagi menghubunginya.
Sekarang kami udah semester akhir dan hampir tak pernah lagi bertemu denganya.
Mungkin saja ia lupa dengan surat yang pernah aku tulis. Tak apa.. setidaknya
sekarang aku merasa lebih baik dari dulu. Dan aku dengar dari teman-teman yang
sekelas denganya, ia pun sekarang udah menjadi pribadi yang sholeh. Seperti
yang aku tau ia adalah ketua dari organisasi islam kampus.
Tentang disuatu hari nanti
apakah kami berjumpa atau tidak? Biarlah itu hanya akan menjadi rahasia Allah
yang nanti menjadi surprise untuk kami. Jika ia memilih orang lain untuk
menjadi pendamping hidupnya, aku pun ikhlas. Sebagaimana dulu, aku ikhlas
ketika harus melepasnya demi kebaikan bersama.
Tidak ada komentar
Thanks udah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya. No SARA. Syukron Jazakallah..😊