Alone…
Aku terdiam dalam sepi.
Tak tau ku harus bicara apa?,
Aku melangkah dengan
langkah goyah. Tak tau ku harus kemana?
Ingin ku teriak pada
dunia, melepas semua yang ku rasa.
Ingin ku bicara pada
ombak, tapi ombak hanya terdiam menghempaskan air laut ke tepian pantai.
Berlari ku ke hutan…
berharap burung-burung kan mendengar ceritaku. Tapi semua diam!!!
Burung justru berkicau
lalu beranjak terbang. Sejenak ku termenung.. ah, aku ingin punya sayap. Aku
ingin seperti burung yang bisa terbang kemanapun semaunya dengan sayap yang ia
punya. Ia terbang melewati angkasa lalu mengelilingi dunia. Aku lalu berbalik
arah. Ternyata aku salah. Burung yang ku bayangkan kebahagiaanya tak seindah
yang ku lihat di depan mata. Baru saja aku mendengar suara senapan di balik
belukar. Burung itu sekarang tergeletak tak bernyawa di tembak senapan angin
oleh pemburu.. ahhh aku salah. Burung tak sebahagia yang aku fikirkan. Ia
Nampak terbang dengan indah padahal sebenarnya ia selalu di sigapi perasaan
was-was..
Aku termenung.. mengapa
hidup selalu begitu?
Lalu aku pun bergegas
lagi. Ahh,, susah menggambarkan hidup ini. Karna tak semuanya bisa di jelaskan
dengan kata-kata. Aku menangis. Tak tau lagi apa yang harus aku sampaikan.
Bukan tak ada tempat mengadu. Tapi takkala aku menjelaskan pada mereka, aku
hanya mendapatkan kehambaran setelahnya. Kata-kata yang mereka katakana itu
sudah akrab ditelingaku. Aku tau apa yang harus aku lakukan. Sabarr.. ya sabar
selalu jawaban yang aku terima. Maafkan aku Tuhan. Bukan maksudku untuk tak
menerima semua ini. Tapi biarlah aku mengeluh kali ini saja. Mengeluh hanya
padamu dalam sujud panjang ku. Dalam renungan malamku. Aku merasa sendiri meski
sebenarnya aku berada dalam khalayak ramai. Jujur aku sudah lelah menunggu.
Menunggu seseorang yang mesti aku sabari kedatanganya. Aku jenuh. Yaa aku
memang jenuh kadangkala disaat aku mengharap kasih sayang, tak sepenuhnya kasih
sayang itu aku dapat. Hanya setengah dan cukup dengan setengah itu aku harus
merasa puas. Dan sisanya, aku harus ciptakan sendiri. Menyibukkan diriku dengan
keseharianku. Tertawa bersama orang-orang yang tak tau kisahku. Aku tertawa
dihadapan mereka seakan aku manusia paling bahagia di dunia ini. Tetapi setelah
aku pulang.. aku tak bisa mungkiri bahwa kesepian itu melanda. Ini konyol!!
Benar-benar konyol. Bagaimana aku bisa tertwawa dan menangis dalam waktu yang
bersamaan? Ah,, aku merindukan malaikatku.
Ahh.. berharap kepada
manusia hanya sebuah kekecewaan yang didapatkan bila harapan itu tak sesuai
kenyataan. Aku tak ingin sendiri lagi Tuhan.. aku merindukan perjumpaan
denganmu. Izinkan aku untuk senantiasa bersamamu. Belajar terus mencintaimu
meski sekarang cintaku belum seberapa di bandingkan cintamu. Tapi aku ingin
mencintaimu yang aku tau rupamu. Aku ingin mencintai kekasihmu sebagaimana ia
telah meninggalkan hal-hal tak ternilai untuk kami selama kami di dunia ini.
Aku merindukan kekasihmu.. meski aku sendiri belum pernah berjumpa denganya.
Tapi aku hanya tau pengorbananya untukku begitu besar. Dekap aku Tuhan.. tuntun
aku di jalanmu, mudahkan aku untuk berjumpa denganMu dan berjumpa dengan
orang-orang yang melabuhkan cintanya uuntukMu. Irhamni yaa Allah.. jangan
tinggalkan aku. Tak bisa ku hidup tanpa kasih sayang Mu. Aminnn..
25 Oktober 2016
At 3:35 Pm
Tidak ada komentar
Thanks udah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya. No SARA. Syukron Jazakallah..😊