Dikala
Hati Gundah
Cerpen by: Nengsi
Hariyanti
Hufffttt…aku
menghempaskan tubuh ku di atas kasur yang lusuh, yang berserakan berbagai macam
benda mainan anak-anak.. aku menghempaskan badan sekaligus nafas yang serasa
begitu sesak. Berharap dengan begitu semua masalahku juga ikut terhempas dan
hilang. Aku merasa begitu letih akibat semua aktivitas kampus siang tadi.
Bertambah lagi dengan semua permasalahan di rumah, di organisasi dan di
tempatku bekerja.
Sambil menatap
atap rumah, aku teringat akan semua kejadian demi kejadian siang sampe sore
hari yang membuatku pulang terlambat lagi sore ini.. hahh.. rasanya ia ingin
segera berlalu. Capek hati, capek fikiran, capek badan. Begitulah yang aku
rasakan.
“ini tidak pas.
Semua ini harus segera di robah. Mana mungkin sebanyak ini jumlahnya!”
Itu lah kata-kata
yang menyebalkan yang membuat aku sedikit merasa kesal. Padahal aku sudah
merincinya dengan serinci mungkin. Tapi yaa sesuai instruksi dari senior, aku
harus merobah lagi dari awal dan menyederhanakan lagi semua pembiayaan.
Maklumlah saat ini aku sedang sibuk dalam Organisasi yang aku geluti.
Aku yang saat ini
kuliah di salah satu Universitas swasta di Bengkulu tinggal bersama dengan
paman. Yaa.. keputusan untuk tinggal bersama paman itu aku ambil mengingat
kondisi keekonomian keluarga yang tidak memungkinkan kalau aku harus mengekos.
Yaa.. setidaknya aku tidak lagi memikirkan uang makan dan juga uang kontrakan.
Dan itu sudah lebih dari cukup untuk membantu, mengingat paman juga termasuk
baik dan perhatian.
Tapi entah
mengapa hari ini aku merasa risau. “ Ohh apakah aku sedang jauh dengan Allah
sampai aku merasa sedih begini??” Fikirku..
Tiba-tiba saja
handphone jadul milikku berbunyi tertulis satu nama yang sangat aku cintai.
Yaa.. nama Ibu, wanita luar biasa yang telah melahirkan dan membesarkanku
dengan penuh kasih sayang. Lalu, secepat
mungkin aku mengangkat telpon ibu. Tak ingin aku membuatnya menunggu lama.
“Hallo,Assalamualaikum?”
“Waalaikumsalam,
Nak. Apa kabar?” sapa ibu ku.. ahhh,, Suara itu menyejukan bagiku.
“Alhamdulillah
sehat Mak. Amak apa kabar? Ayah n adek-adek juga gimana?”
“Sehat smua.
Nak..”
“amak kemana aja
sich gxda ngasih kabar? Rianty rindu taw?”
Entah mengapa
saat itu aku langsung mewek, tak terasa air mataku pun menetes.
“eh.. eh.. kenapa
ni anak gadis amak tiba-tiba nangis. Padahal gak lama-lama amat amak gx ngasih
kabarnya!”
Aku bukanya
menjawab tapi malah bertambah nangis. Tpi aku usahakan sebisa mungkin menahan
air mata itu agar gak di dengar sama paman dan ponak an-ponak an ku. Selain
malu aku juga takut nanti malah salah faham. Takut mereka mengira aku
kenapa-kenapa.
Lalu tanpa
menunggu jawaban amak langsung bilang,
“Udahh.. gx usah
nangis. Anak amak kan kuat. Kalo ada masalah ngomong sama amak”
Yaa begitulah seterusnya amak (panggilanku
untuk ibu) memberiku nasehat dan semngat lagi kepadaku. Lalu setelah
mengobrol-ngobrol lagi, amak menanyaiku:
“ada yang maw
Rianty sampaikan gak sama amak?”
“gak da mak..
doakan saja Rianty selalu sehat dan Selamat selama perkuliahan. Aminn”
Lalu amak
lagi-lagi meberi semngat dan motivasi agar segera berlalu dari kegundahan yang
aku rasakan. “udahh.. gx usah terlalu difikirin. Kalo di kasih amanah yaa
jalankan. Artinya orang percaya sama kita. Dan kamu pasti bisa menjalankanya
dengan baik. Yakinlah, Allah selalu menolong orang-orang yang menolong agama
Allah. Tohh yang Rianty lakukan sekarang ini kan dalam rangka menolong Agama
Allah juga. Keep Patient, Always Spirit ya sayankk.. Smile You don’t Cry” amak
berusaha menghiburku.
“iya, makk..
Trimaksih untuk semuanya mak. Rianty sayang amak”
“amak juga sayang
anak gadis mak yang pintar dan cantik ini. Jaga diri ya sayankk..”
Lalu amak
mematikan telpon. Huffttt.. Alhamdulillah setelah mendengar wejangan dari amak,
aku merasa sedikit lebih tenang sekarang. Lalu untuk memulihkan fikiran yang
sudah agak mulai membaik, aku mengambil air wudhu yang juga tak terasa sudah
adzan magrib.
Ahh..aku selalu
ingat ayat yang mengatakan “hanya dengan Mengingat Allah hati akan menjadi
tentram” salah satu ayat di dalam Al-Qur’an. Surat Ar-Rad ayat 28.
Iyappp… aku
melaksanakan salak magrib, menenggelamkan kepalaku dalam sujud terakhir. Dan
memperbanyak do’a-do’aku. Allahumma Yasir wa laa Tuatsir.. ya Allah mudahkanlah
dan Jangan Dipersulit. Hanya karna Mu semua akan terasa Mudah. Laa Hawla wa laa
Quwwata Illaa billahhh.. Amin Allahumma Aminn..
Rabu, 28
September 2016
Jam 19:28 WIB
Tidak ada komentar
Thanks udah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya. No SARA. Syukron Jazakallah..😊